Selasa, 17 Agustus 2021

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YANG MELANDASI PERISTIWA-PERISTIWA PENTING DI EROPA ANTARA LAIN RENAISSANCE, MERKANTILISME, REFORMASI GEREJA, AUFKLARUNG, REVOLUSI INDUSTRI

Perkembangan peradaban umat manusia terus bergulir sepanjang masa. Mulai dari zaman peradaban awal hingga zaman modern. Modul ini akan mempelajari peristiwa penting di Eropa yang berpengaruh bagi umat manusia sebagai cikal bakal zaman modern. Peristiwa tersebut meliputi renaisassance, markantilisme, revolusi gereja, aufklarung dan revolusi industri.

1. Renaissance

Renaissance berasal dari bahasa latin renaitre yang terdiri atas dua kata yakni, re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan demikian, renaissance dapat diterjemahkan sebagai terlahir kembali. Apa yang terlahir kembali dari sejarah Eropa? Pada kelas X telah dibahas peradaban awal di antaranya peradaban Yunani dan Romawi. Dua peradaban tersebut memiliki pengaruh dalam sejarah Eropa dan dunia. Pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga abad 21. Sejarah Eropa dibangun sejak zaman Yunani Kuno (abad 20 SM) dan selanjutnya peradaban Romawi. Bangsa Romawi menempati wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Italia. Pada puncak kejayaannya, bangsa Romawi memiliki wilayah kekuasaan seluas ¾ dari wilayah Benua Eropa sekarang. Karena begitu luas wilayahnya, ada dua bahasa yang digunakan sebagai bahasa resmi kekaisaran ini. Bahasa latin menjadi bahasa utama di Romawi Barat, sedangkan di Romawi Timur bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Yunani. Melalui perantara kedua bahasa ini, budaya Romawi yang mengutamakan rasionalitas menyebar keseluruh wilayah Eropa.

Sejak keruntuhan Kekaisaran Romawi di abad IV Masehi, perkembangan peradaban di Eropa seperti meredup. Selama kurun waktu 1000 tahun setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi, Eropa berada dalam peradaban abad pertengahan. Masyarakat Eropa abad pertengahan adalah manusia yang kehidupannya didominasi oleh gereja. Banyak hal positif yang berkembang di periode tersebut, namun dampak-dampak negatif juga ada. Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (eskatologi). Manusia hanya menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, tujuan utama hidup manusia adalah mencari keselamatan. Keselamatan bisa didapat jika manusia patuh pada agama. Lembaga yang mengatur agama adalah gereja. Dengan demikian, manusia harus patuh kepada ketetapan yang dikeluarkan oleh gereja. Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan untuk kegiatan teologi. Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat skolastik, yaitu suatu pemikiran fi lsafat yang berlandaskan pada agama dan digunakan sebagai alat pembenaran agama. Berbagai pemikiran yang bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh gereja dilarang. Pemikiran yang dapat berkembang adalah pemikiran yang tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan dalam teologia. Gereja dengan para pendetanya mendominasi kegiatan pengembangan dunia pemikiran. Akibatnya inovasi dalam dunia pemikiran menjadi sangat terbatas, sehingga abad pertengahan disebut juga sebagai abad kegelapan atau dark ages. Hingga abad XIV Masehi kehidupan masyarakat Eropa ditandai dengan berbagai bencana seperti kekacauan politik, krisis ekonomi, dan wabah penyakit pes (black death).

Selanjutnya, memasuki abad XV Masehi kehidupan masyarakat Eropa mulai membaik dengan seiring berkembangnya renaissance. Masa renaissance ditandai dengan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi dicirikan oleh penghargaan terhadap etika, estetika, dan rasionalitas. Kesadaran tentang renaissance muncul pertama kali di Italia dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Pada awal abad XV Masehi Leon Batista Alberti, seorang arsitek dari Kota Fiorentina, dengan tepat menggambarkan perkembangan dunia pemikiran yang baru tersebut ketika ia mengatakan “orang dapat melakukan semua hal jika mereka menginginkannya”. Menurut paham renaissance, manusia dapat hidup secara maksimal jika hak-hak individunya dihargai. Dengan demikian, ia harus melepaskan diri dari dominasi agama dan gereja. Ia dapat melakukan kegiatan keagamaan sebagai seorang individu, tetapi kebebasannya sebagai seorang manusia sebaiknya didasarkan kepada kehidupannya sebagai manusia di dunia.

Pada awalnya, gerakan renaissance cenderung terjadi di bidang, seperti lahirnya karya sastra, seni, dan arsitektur yang menawan di berbagai kota di Eropa. Oleh karena itu, renaissance juga dapat disebut sebagai sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Akan tetapi, dalam perkembangannya gerakan renaissance memberi landasan kuat bagi lahirnya perubahan-perubahan radikal dan revolusioner dalam bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Gerakan renaissance perlahan-lahan menyingkirkan peran agama dalam kehidupan publik. Sebagai ganti agama, masyarakat masa renaissance memperkuat fungsi dan peran negara. Negara diyakini sebagai sarana yang tepat untuk mewujudkan kesejahteraan. Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan di Eropa.

2. Markantalisme

Merkantilisme merupakan teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, besarnya volume perdagangan global sangat penting. Sementara dalam kamus besar Indonesia merkantilisme dijelaskan sebagai sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah. Dengan demikian, merkantilisme mengajarkan agar pemerintahan suatu negara harus mencapai kesejahteraan dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya.

Merkantilisme lahir di Inggris dan Perancis. Lahirnya mekantilisme dipengaruhi semangat renaissance yang ditandai oleh kepercayaan akan kemampuan manusia, hasrat intelektual, serta penghargaan atas disiplin intelektual. Berkembang pemikiran bahwa perekonomian suatu negara akan berkembang jika negara tersebut mengekspor sebanyak mungkin dan mengimpor sedikit mungkin. Ukuran kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari seberapa banyak negara tersebut berhasil mengumpulakn sumber-sumber daya yang terbatas, seperti emas dan perak.

Dalam perkembangnya, tidak hanya Inggris dan Perancis yang menjalankan merkan-tilisme, tetapi hampir sebagian negara Eropa juga menjalankan politik merkantilisme. Kebijakan ini diterapkan dengan cara melaksanakan kegiatan perdagangan yang diatur sepenuhnya oleh negara untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif. Adapun ciri-ciri perekonomian dari negara-negara yang menjalankan merkantilisme sebagai berikut:

·         Berusaha memiliki logam mulia

·         Menggalakan perdagangan luar negeri untuk melengkapi perdagangan dalam negeri

·         Menggalakan kegiatan industri yang mengubah bahan baku menjadi bahan jadi untuk kemudian diekspor

·         Menggalakan pertambahan penduduk

·         Negara mengawasi perkembangan perekonomian dan ikut campur tangan apabila dianggap perlu.

Selain berkembang di Eropa, ternyata keberadaan merkantilisme juga dapat dirasakan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa sejarah sebagai berikut:

·         Kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Nusantara

·         Berdirinya VOC

·         Pemberlakuan sistem sewa tanah oleh Raffles.

·         Penerapan kerja rodi oleh Belanda

3. Reformasi gereja

Pengaruh masa renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik, maupun ilmu pengetahuan, tetapi juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja atau agama. Faktor munculnya reformasi gereja salah satunya adalah keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan paus terhadap kehidupan beragama di negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederik II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad XIII Masehi dan Raja Philip Ivdari Prancis dengan Paus Bonifacius pada abad XIV Masehi. Reformasi diartikan sebagai gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Isa. Pelopor reformasi gereja adalah Martin Luther (1483-1546) seorang pastor dan guru besar Universitas Wittenberg di Jerman. Reformasi gereja memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Eropa. Hal ini terlihat dari munculnya peristiwa-peristiwa besar sebagai berikut:

·         Lahirnya Protestanisme

Resistensi atau perlawanan yang kuat terhadap Gereja Katolik Roma kemudian mendorong para pengikut Luther mendirikan gereja sendiri yang terlepas dari Gereja Katolik Roma, itulah Protestanisme.

·         Menguatnya fungsi negara

·         Lahirnya Gereja Anglikan (Anglikanisme)

Reformasi di Inggris tidak terlepas dari keberhasilan reformasi yang terjadi di Jerman. Keberhasilan reformasi di Jerman ditandai dengan keberanian melawan otoritas terciptanya negara sekuler yang lepas dari intervensi kepausan. Hal ini ikut memengaruhi Inggris.

·         Reformasi dan demokrasi

Reformasi protestan adalah kebebasan individu dan kesetaraan, kebebasan individu dapat dilihat dari penolakan Luther atas otoritas paus termasuk atas kekuasaan sekuler.

·         Reformasi, Perang Tiga Puluh Tahun, dan kebebasan beragama

Reformasi juga membawa akibat yang tidak diharapkan. Kaum Katolik dan Protestan berperang satu sama lain, yang kemudian disebut Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648). Perang ini terjadi di Jerman dan Inggris. Meskipun demikian, perang ini terjadi tidak hanya karena masalah keagamaan, tetapi juga karena persaingan antara Dinasti Habsburg dan Dinasti Valois di Prancis yang mengakibatkan terjadinya Perang Habsburg-Valois. Perang Tiga Puluh Tahun di akhiri perjanjian perdamaian Westphalia pada tahun 1648 yang salah satu perjanjiannya adalah adanya pengakuan atas kebebasan beragama di tiap-tiap negara.

4. Aufklarung

Abad pencerahan (1685-1815) adalah suatu periode dalam sejarah manusia yang ditandai dengan optimisme yang tinggi pada kemampuan rasio manusia untuk menciptakan kemajuan. Nama pencerahan diberikan untuk zaman ini dikarenakan manusia mulai mencari cahaya baru malalui rasionya sendiri. Abad pencerahan berlangsung pada abad XVII – XVIII (1685-1815). Negara-negara pelopornya adalah Inggris dan Prancis. Di kedua Negara ini lahir banyak ilmuwan dan pemikir atau fi lsuf yang gagasan-gagasannya sanga berperan memicu lahirnya abad pencerahan.

Penggunaan rasio oleh umat manusia belum mengubah secara signifikan dalam hal kesejahteraan ekonomi. Masalahnya bukan apakah mereka mampu menggunakan rasionya demi mengubah kesejahteraan dunia? Melainkan mengapa manusia belum menggunakan rasionya semaksimal mungkin. Immanuel Kant (1724-1804) menjawab pertanyaan itu “karena manusia belum berani menggunakan rasionya”. Menurutnya manusia belum berani menggunkan rasionya karena masih dikuasai oleh otoritas lainnya seperti tradisi, kitab, gereja, dan negara. Jadi inilah kata Kant yang menjadi slogan utama abad pencerahan “beranilah berpikir sendiri!” dengan berani berpikir sendiri niscaya manusia manusia akan sejahtera dan bahagia. Itulah yang disebut Optimisme Pencerahan.

Immanuel Kant lahir pada masa ketika dunia telah melahirkan banyak ilmuwan dan pemikir berbakat. Hasil karya ilmuwan melahirkan revolusi (perubahan-perubahan besar dan drastis) dalam kehidupan. Dengan kata lain, optimisme itu muncul karena keberanian menggunakan rasio itu telah terbukti melahirkan perubahan besar. Hal itu tampak sangat nyata melalui hasil penemuan para ilmuwan serta pemikiran-pemikiran para filsuf. Penemuan para lmuwan pada masa-masa menjelang munculnya optimisme pencerahan memicu lahirnya banyak kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

5.  Revolusi Industri

Revolusi industri adalah perubahan cara pembuatan barang-barang industri yang semula dikerjakan dengan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Penemuan mesin menggantikan tenaga manusia merupakan inti revolusi industri. Revolusi industri dipicu oleh adanya revolusi agraria dalam penyediaan bahan baku wol yang mendorong penemuan mesin-mesin dalam industry tekstil. Revolusi industri ini terjadi di Inggris sekitar pada tahun 1750 (abad XVIII), lalu berkembang dengan cepat keseluruh Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Belanda, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Jepang. Dalam perkembangannya, penggunaan mesin untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan tidak hanya terjadi pada bidang manufaktur, tetapi juga dalam bidang pertanian, pertambangan dan transportasi. Istilah Revolusi Industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada pertengahan abad XIX Masehi. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh sejarawan Inggris Arnold Toynbee (1852-1883) untuk menjelaskan perkembangan ekonomi Inggris antara tahun 1760 sampai tahun 1840. Sejak itu, istilah revolusi industri digunakan secara luas.Revolusi industri juga berpengaruh pada kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Adapun faktor-faktor pendukung revolusi industri sebagai berikut:

·         Stabilnya kondisi keamanan dalam negeri.

Selama abad XVI dan XVII Inggris mengalami kestabilan politik, perdamaian dan stabilitas didukung pula oleh penyatuan Inggris dan skotlandia. Hal ini mendorong banykanya wirausaha untuk berdatangan ke Inggris.

·         Kolonialisme dan Imperialisme

Kongsi dagang Inggris East India Company (EIC) di bentuk pada tahun 1600. Pembentukan EIC berfokus pada perdagangan ini membuat banyak pedagang dan kelas menengah Inggris mengenal dunia Timur (Asia dan Afrika). Banyak diantara mereka menjadi pelaku pedagang rempah-rempah maupun pedagang perantara.

·         Berkembang Ilmu Pengetahuan

Abad pencerahan yang berkembang pesat adalah zaman yang mendorong indivisu untuk berani menggunakan pikirannya, memahami cara kerja, mangurung ide rasionalitas, kebebasan dan mengeluarkan kreativitasnya. Dengan rasionya orang kemudian akan menemukan hukum-hukum alam yang sangat penting artinya bagi revolusi industri.

·         Munculnya kaum kaya baru

Perdagangan rempah pada saat sedang menguntungkan dan tingkat permintaan di Eropa sangat tinggi. Dengan begitu caddangan di Bank of England menjadi besar, hal ini memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk dapat meinjam modal udaha untuk membuat usaha ke bidang tekstil ataupun sepatu. Penemuan teknologi-teknologi baru yang memicu Revolusi Industri tidak terlepas dari sumbangan kaum kelas menengah (borjuis) ini. Mereka pulalah yang melahirkan sistem kapitalisme yang membuat iklim usaha menjadi jauh lebih dinamis.

·         Sumber bahan mentah dan pasar hasil produksi

Daerah jajahan Inggris yang kaya akan sumber alam ini di manfaatkan oleh warganya untuk melahirkan produk baru.

·         Kaya sumber daya alam

Inggris kaya akan sumber alam seperti bahan tambang, batu bara, biji besi, timah dan kaolin.

·         Perlindungan hokum

Pemerintah memberika perlindungan hukum terhadap penemuan baru sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah.

·         Arus urbanisasi

Arus urbanisasi yang besar akibat kebijakan enclosure di pedesaan mendorong pemerintah Inggris membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.

·         Munculnya sistem ekonomi liberal

Paham akan ekonomi liberal muncul sebagai reaksi terhadap ekonomi merkantilisme, yang menekankan campur tangan pemerintah yang dominan dalam perekonomian. Sebaliknya, menurut paham ekonomi liberal, ekonomi akan berjalan baik kalaunegara tidak campur tangan dalam urusan ekonomi dengan membiarkan mekanisme pasar berjalan secara bebas.

·         Tuntutan produksi missal

Tingginya permintaan di Eropa sebagian karena kualitas produk Inggris yang terkenal bagus dibandingkan produk sejenis di Negara Eropa lainnya. Dampaknya, meningkatnya jumlah permintaan, sehingga muncul tuntutan produksi massal.

6. Kaitan Peristiwa Penting di Eropa Dengan Kehidupan Sekarang

Dengan berakhirnya masa renaissance bukan berarti pengaruhnya langsung hilang begitu saja. Aufklarung memberikan dampak pada Indonesia di jaman kolonial Belanda. Pada tahun 1889, Conrad Theodore van Deventer memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dengan menulis karangan dalam majalah De Gids (Panduan) yang berjudul Een Eereschuld (Hutang Kehormatan). Van Deventer menjelaskan bahwa Belanda telah berhutang budi kepada rakyat Indonesia. Hutang budi itu harus dikembalikan dengan memperbaiki nasib rakyat, mencerdaskan dan memakmurkan. Penerapan politik etis meliputi tiga hal utama:

1) irigasi,

2) pendidikan, dan

3) migrasi.

Dampak pelaksanaan politik etis bagi Indonesia di bidang irigasi, pembangunan infratruktur pertanian dalam hal ini bendungan yang nantinya bermanfaat bagi pengairan. Dibidang migrasi Pembangunan infrastruktur seperti pembangunan rel kereta api yang memperlancar perpindahan barang dan manusia. Selanjutnya dalam hal edukasi memberikan kesempatan kepada pemuda pemudi Indonesia untuk bersekolah dan mendapatkan pengajaran pendidikan. Adanya berbagai sekolah mengakibatkan munculnya kaum terpelajar atau cendikiawan yang nantinya menjadi pelopor Pergerakan Nasional seperti contoh Soetomo mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi Budi Utomo, Soekarno, Mohammad Hatta, dll. Sementara dalam hal transmigrasi, dilakukan pemindahan penduduk dari pulau jawa untuk bekerja di pabrik dan perkebunan milik Belanda. Namun sayang, kebijakan irigasi dan migrasi yang dimaksudkan oleh van deventer lantas disalahgunakan oleh pemerintah kolonialBelanda dengan menggunakannya untuk kepentingan Belanda dengan membangun dan menyalurkan saluran irigasi tersebut ke berbagai perkebunan belanda dan menjadikan penduduk yang dipindahkan oleh Belanda sebagai pekerja rodi.

Di jaman sekarang keterkaitan adanya politik etis ini, di bidang Irigrasi banyak di bangun waduk-waduk baru bukan hanya untuk pengairan, namun juga untuk pembangkit tenaga listrik. Migrasi penduduk bukan hanya terjadi dalam satu kota, namun juga antar pulau. Pemerintah hingga sekarang masih mengembangkan transmigrasi dengan pola baru yang lebih banyak mendatangkan manfaatnya bagi masyarakat dan mengurangi dampak yang tidak diinginkan. Di bidang pendidikan, dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia telah mengeluarkan kebijakan wajib belajar Sembilan tahun (Wajar dikdas).

Pengaruh renaissance di Indonesia di masa kini masih dikenali, sebagai contoh banyak pemuda yang kini telah menjadi pengusaha atau pebisnis muda dan handal. Indonesia kini semakin berkembang dengan kehidupan yang dinamis dan serba canggih. Kita saat ini memasuki industri 4.0 dimana kemajuan teknologi adalah panglima dan otomisasi mesin berlangsung di hampir semua sektor. Kemajuan perdagangan pun di rasa semakin hari semakin mengikuti era modern. Dengan adanya Renaissance kini dapat menciptakan sumber daya yang dimana dapat mengubah cara pandang kehidupan semakin maju. Seperti halnya kini di Indonesia telah mengenal e-commerce yaitu berdagang atau berjualan melalui media elektronik. Dahulu orang hanya mengenal bahwa berjualan atau berbisnis hanya di lakukan secara tatap muka dan membuka lapak di tempat, namun kini orang telah mengenal media elektronik dan memanfaatkannya secara baik untuk berbisnis. Tumbuhnya kebebasan dalam berkreasi dan berinovasi juga telah berlaku di Indonesia. Kreativitas di setiap individu menciptakan pula jiwa muda yang lebih modern dan mandiri.

Pengaruh markantilisme hingga sekarang masih dapat kita jumpai, seiring waktu terjadi markintilisme mengalami perubahan seiring waktu dan kondisi yang berbeda. Bila pada masa lalu markantilisme untuk mengukur kekayaan negara hanya dengan logam mulia, namun sekarang melalui mata uang suatu negara. Semakin kuat ekonomi suatu negara, maka nilai mata uangnya akan semakin tinggi dibandingkan negara yang ekonominya lemah. Sehingga setiap negara berupaya semakin menumpuk cadangan devisa negara agar nilai mata uang negaranya tetap unggul.

Dengan modal yang kuat, negara maju mengeksploitasi negara berkembang dengan mengeruk hasil bumi dan alamnya dengan biaya rendah dan menjualnya dengan harga tinggi, seperti yang sedang terjadi di negara tercinta kita ini. Misalnya, pada perbagai kegiatan penambangan yang melibatkan peruasahaan asing, di mana yang menjual hasil penambangan adalah perusahaan asing tersebut, sedangkan negara kita hanya mendapatkan konpensasi saja.

Pembatasan impor dan mengutamakan ekspor di semua negara. Dengan adanya perdagangan bebas maka pembatasan impor secara mutlak sudah sulit dilaksanakan Adanya pasar bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN membuat pintu perdagangan terbuka luas untuk melakukan ekspor ke semua negara anggota, sehingga tidak bisa melalukan pembatasan barang impor yang masuk pada suatu negara. Maka upaya untuk menekan impor yang masuk maka pemerintah Indonsia mengeluarkan berbagai upaya dalam meningkatan kegiatan ekspor. Sehingga dengan ekspor yang semakin tinggi dibandingkan negara, akan menghasilkan devisa yang lebih banyak lagi.

Pemberian subsidi langsung terhadap manufaktur negara. Agar produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk luar, pemerintah memberikan subsidi langsung terhadap manufaktur negara. UUD 145 pemerintah menguasai kepentingan yang menyangkut hidup orang banyak, sehingga pemerintah bisa ikut campur di dalamnya termasuk memberikan subsidi sehingga pruduknya bisa terjangkau oleh semua masyarakat.

Pengaruh umum dari munculnya reformasi geraja adalah kekuasaan gereja atau agama dipisahkan sehingga sehingga muncul pemerintahan sekuler. Reformasi gereja memunculkan adanya gereja katolik dan gereja prostestan. Dengan diterjemahkannya Kitab Injil dari Bahasa Latin ke berbagai bahsa lain sehingga mempermudah umat Kristiani di berbagai belahan dunia memahami Kitab Injil. Sekarang kitab injil dengan terjemahan Bahasa Indonesia sudah ada, bahkan seiring dengan kemajuan teknologi dapat dipelajari melalui daring (internet). Pemerintah Indonesia sekarang ini mengakui adanya umat kristiani baik yang Katolik maupun yang Protestan, hidup berdampingan dalam masyarakat dengan agama yang ada di Indonesia. Sekarang bisa di Jumpai Kitab Injil yang menggunakan terjemahan Bahasa Indonesia.

Penemuan-penemuan baru berbagai alat untuk memudahkan kehidupan manusia, memunculkan revolusi industri. Revolusi industri terus bergerak maju dengan semakin banyaknya ditemukan teknologi canggih. Indonesia sekarang juga sudah mampu membuat industri maju yang menggunakan mesin-mesin modern, yang membawa perubahan berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain. Adanya industri-industri mampu menggerakkan roda ekonomi. Banyak lapangan pekerjaan tercipta, mendorong terjadinya urbanisasi ke wilayah pusat industri. Namun pengaruh industrialisasi yang berlangsung saat ini perlu diantisipasi dengan baik ke karena memunculkan dampak negative seperti pola hidup yang individual, semakin murah harga barang membuat masyarakat menjadi semakin konsumtif, dan ekploitatif terhadap sumber daya alam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Minggu, 15 Agustus 2021

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

 

 

Kata “Pergerakan Nasional“ mengandung suatu pengertian yang khas yaitu merupakan perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan taraf hidup bangsa Indonesia yang disebabkan karena rasa tidak puas terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka lakukan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki derajat bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai bidang pendidikan, kebudayaan, keagamaan, wanita dan pemuda.

 

Istilah Nasional berarti bahwa pergerakan-pergerakan tersebut mempunyai cita-cita nasional yaitu berkeinginan mencapai kemerdekaan bagi bangsanya yang masih terjajah.

 

A.   Faktor-Faktor Penyebab Lahirnya Pergerakan Nasional


Faktor yang berasal dari luar negeri, yaitu pada waktu itu Asia sedang menghadapi imperialisme. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang terhadap Rusia juga merupakan bukti bahwa bangsa timur dapat mengalahkan bangsa barat. Di samping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.

 

Faktor yang berasal dari dalam negeri yaitu adanya rasa tidak puas dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda yang antara lain dipimpin oleh Pattimura, Teuku Cik Ditiro, Pangeran Diponegoro, dll. Namun perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan.   

B.   Organisasi-Organisasi Masa Pergerakan Nasional

 

1.        Budi Utomo.

 

Pada tahun 1906, di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai tetapi miskin agar dapat meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa. Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudiro Husodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokter-dokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA. Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA, para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 

2.        Serikat Dagang Islam.

 

        Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal10   Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina. Kedudukan mereka di bidang ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai penjualan bahan-bahan batik. Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan. Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang batik Solo di bawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI).

 

Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah:

 

a.    Memajukan perdagangan.

 

b.    Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan

 

c.    Memajukan agama Islam.

 

Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis, religius, dan ekonomis. Dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923, nama Serikat Islam diganti menjadi Partai Serikat Islam. Partai ini bersifat nonkooperasi yaitu tidak mau bekerja sama dengan pemerintah tetapi menginginkan perlu adanya wakil dalam Dewan Rakyat.

 

Sementara itu orang-orang sosialis yang tergabung dalam de Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) seperti Semaun, Darsono, dan lain-lain, mencoba mempengaruhi SI. Sejak itu SI mulai bergeser ke sosialis. Melihat perkembangan SI itu, pimpinan SI yang lain kemudian menjalankan disiplin partai melalui kongres SI bulan Oktober tahun 1921 di Surabaya. Selanjutnya SI pecah menjadi SI “putih” di bawah Cokroaminoto dan SI “merah” di bawah Semaun dan Darsono. Dalam Perkembangan SI “merah” ini bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah berdiri sejak 23 Mei 1923.


3.        Indische Partij (IP)

 

Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Pendirinya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar. Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini membahayakan kedudukannya. Pada bulan Maret 1913, Pemerintah Hindia Belanda melarang kegiatan IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama, para pemimpin IP dijatuhi hukuman pengasingan.

 

Organisasi yang sejak berdirinya sudah bersikap radikal adalah Indische Partij. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1912 di kalangan orang-orang Indo di Indonesia dan dipimpin oleh E.F.E. Douwes Dekker. Cita-citanya adalah agar orang-orang yang menetap di Hindia Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam pemerintahan. Adapun semboyannya adalah Indie Voor de Indier (Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia).

 

Dalam menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, Douwes Dekker bertemu dengan Cipto Mangunkusumo yang telah meninggalkan Budi Utomo. Cipto, yang terkenal dalam Budi Utomo dengan pandangan-pandangannya yang radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker. Suwardi Suryaningrat dan Abdul Muis yang berada di Bandung juga tertarik pada ide Douwes Dekker tersebut. Dengan dukungan tokoh-tokoh tersebut, Indische Partij berkembang menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang anggota, sebagian besar terdiri atas orang-orang Indo-Belanda.

 

Indische Partij berjasa memunculkan konsep Indie voor de Indier yang sesungguhnya lebih luas dari konsep “Jawa Raya” dari Budi Utomo. Dibandingkan dengan Budi Utomo, Indische Partij telah mencakup suku-suku bangsa lain di nusantara. Budi utomo dalam perkembangannya terpengaruh juga oleh cita-cita nasionalisme yang lebih luas. Hal ini dialami juga oleh organisasi-organisasi lain yang keanggotaannya terdiri atas suku-suku bangsa tertentu, seperti Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Kaum Betawi, Partai Tionghoa Indonesia, Serikat Selebes, dan Partai Arab-Indonesia. Cita-cita persatuan ini kemudian berkembang menjadi nasionalisme yang kokoh, Hal ini menjadi hal pokok. Masa akhir Indische Partij terjadi ketika Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo ditangkap dan diminta untuk memilih daerah pembuangan. Akhirnya ke dua tokoh tersebut meminta dibuang ke negeri Belanda. Demikian juga Douwes Dekker dibuang ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan 1918.

4.        Partai Nasional Indonesia (PNI)

 

Pada tanggal 4 Juli 1927, para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

 

PNI berkeyakinan bahwa untuk membangun nasionalisme ada tiga syarat yang harus ditanamkan kepada rakyat yaitu jiwa nasional (nationaale geest), tekad nasional (nationaale wil), dan tindakan nasional (nationnale daad). Dengan cara ini Partai Nasional Indonesia berusaha dengan kekuatan rakyat sendiri, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan budaya.

 

Pemahaman ketiga unsur itu menjadikan masyarakat sadar akan kemelaratannya dalam alam penjajahan. Kepada rakyat dijelaskan bahwa masa lampau Indonesia adalah sangat gemilang. Manusia Indonesia menurut Soekarno (tokoh PNI) dimiskinkan oleh kolonial. Manusia Indonesia yang memiliki tanah untuk mencari nafkah, tetapi tetap miskin. Manusia Indonesia yang miskin itu dinamakan Soekarno marhaen.

 

Semangat marhaen dan nasionalisme yang ditiupkan oleh Bung Karno mendapat simpati kelompok-kelompok politik. Semangat marhaen dan nasonalisme itulah yang membuat partai-partai politik semakin terbangun persatuannya. Oleh sebab itu pada akhir tahun 1927 PNI mengadakan suatu rapat di Bandung yang antara lain dihadiri oleh wakil-wakil dari Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Paguyuban Pasundan, Sumatranen Bond dan Kaum Betawi. Rapat yang dipimpin Partai Nasional itu sepakat membentuk suatu badan kerjasama yaitu Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

 

Lahirnya PPPKI mendapat respon dalam kongres PNI tahun 1928. Dalam kongres itu dikemukakan bahwa ada pertentangan tajam antara pejajah dan yang dijajah. Belanda, merupakan suatu kekuatan imperialisme yang mengeruk kekayaan bumi Indonesia. Itulah sebabnya tatanan-tatanan sosial, ekonomi dan politik Indonesia hancur lebur. Untuk mengatasi keadaan ini diperlukan perjuangan politik yaitu mencapai Indonesia merdeka.

 

Tidak dapat disangkal bahwa ada unsur-unsur Marxisme turut mempengaruhi sikap pergerakan nasional. Pemikiran itu disebarkan dalam rapat-rapat, kursus-kursus dan sekolah-sekolah serta organisasi-organisasi pemuda yang didirikan oleh PNI. Pers PNI yang terdiri dari surat-surat kabar Banteng Priangan (Bandung) dan Persatuan Indonesia (Jakarta) juga membantu penyebaran pandangan ini. Kegiatan PNI ini dengan pesat menarik perhatian massa. Jumlah anggota PNI pada tahun 1929 diperkirakan 10.000 orang, yang tersebar antara lain di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Makassar. Perkembangan PNI ini semakin mengkhawatirkan pemerintah Hindia Belanda. Dengan tuduhan akan melakukan pemberontakan, tokoh-tokoh PNI, Soekarno, dkk ditangkap, kemudian diajukan ke pengadilan 18 Agustus 1930. Dalam pengadilan tersebut, Soekarno mengajukan pidato pembelaan “Indonesia Menggugat”. Tokoh-tokoh PNI tersebut kemudian dijatuhi hukuman penjara. Setelah tokoh-tokohnya dtangkap, PNI dibubarkan. Kemudian dibentuk PNI Merdeka (Pendidikan Nasional Indonesia) yang dipimpin Moh. Hatta dan Partindo (Partai Indonesia) yang dipimpin Sartono. Setelah keluar dari penjara Ir. Soekarno masuk Partindo.


5.        Masa Radikal


Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Organisasi ini didirikan oleh pelajar-pelajar dari Indonesia. Pada mulanya hanya bersifat sosial yaitu untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama para pelajar tersebut. Namun sejalan dengan berkembangnya perasaan anti kolonialisme dan imperialisme setelah berakhirnya Perang Dunia I, organisasi ini juga menginginkan adanya hak bagi bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Sehubungan dengan itu Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) dan bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

 

Di samping itu mereka mengadakan hubungan dengan gerakan-gerakan nasional di berbagai negara di dunia, antara lain dengan Liga Penentang Tindasan Penjajah, Internasionale Komunis dan ikut serta pada kongres-kongres internasional yang bersifat humanistis.

 

Dalam perkembangannya pada tanggal 10-15 Februari 1927 Liga Penentang Tindakan Penjajahan mengadakan kongres internasional pertama di Brussel. Tujuan kongres ini adalah menentang imperialisme di dunia dan tindakan penjajahan. Dalam kongres Brussel itu hadir wakil-wakil pergerakan kebangsaan berbagai negara terjajah di dunia termasuk Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Gatot Mangkupraja, Achmad Soebardjo dan Semaun.

 

Adapun hasil-hasil yang diputuskan dalam Kongres Brussel adalah:

 

a.   Memberikan dukungan yang sebesar-besarnya kepada Pergerakan Kemerdekaan Indonesia dan menyokong pergerakan itu terus- menerus dengan segala daya upaya apa pun juga;

 

b.   Menuntut dengan keras kepada Pemerintah Belanda agar pergerakan Rakyat Indonesia diberi kebebasan bergerak, menghapus keputusan-keputusan hukuman mati dan pembuangan dan menuntut adanya pembebasan tahanan politik bagi kaum pergerakan.

 

Tindakan Perhimpunan Indonesia (PI) itu membuat Pemerintah Kolonial Belanda bertindak tegas. Empat anggota pengurus Perhimpunan Indonesia yaitu Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid, dan, Ali Sastroamidjojo ditangkap. Mereka dihadapkan pada sidang pengadilan Maret 1928. Dalam kesempatan tersebut, Mohammad Hatta mengajukan pidato pembelaan yang berjudul “Indonesia Vry”. Pemerintah kolonial Belanda ternyata tidak berhasil membuktikan kesalahannya, sehingga merekapun dibebaskan. Kejadian ini merupakan peristiwa yang penting bagi perjalanan Pergerakan Nasional Indonesia. Penentangan yang dilakukan membuat PI semakin mendapat simpati dari rakyat sehingga PI semakin besar.

 

Semangat yang tinggi untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka juga nampak pada Partai Nasional Indonesia. Dalam anggaran dasarnya ditegaskan secara jelas yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia.

 

6.        Kongres Pemuda II

 

Nasionalisme juga berkembang di kalangan pemuda. Para pemuda yang telah mendirikan berbagai organisasi pemuda juga merasa perlu untuk menggalang persatuan. Semangat persatuan ini diwujudkan dalam kongres pemuda pertama di Jakarta pada bulan Mei 1926. Para pemuda menyadari bahwa nasonalisme perlu ditumbuhkan dari sifat kedaerahan yang sempit menuju terciptanya kesatuan seluruh bangsa Indonesia. Namun kongres pertama ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

 

PPI mempelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda II. Dalam Kongres Pemuda II yang diselenggrakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Pasundan, Jong Selebes, Pemuda Kaum Betawi terlibat di dalamnya. Kongres ini berusaha mempertegas kembali makna persatuan dan berhasil mencapai suatu kesepakatan yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yaitu:

 

Pertama, kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.


Kedua, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

 

Ketiga, Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.


Dalam penutupan kongres itu pula untuk pertama kali dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah Putih dikibarkan untuk mengiringi lagu tersebut. Suasana haru yang sangat mendalam memenuhi hati para pemuda yang hadir saat itu. Sebagai tindak lanjut Sumpah Pemuda pada tanggal 31 Desember 1930 di Surakarta dibentuk organisasi Indonesia Muda, yang merupakan penyatuan dari berbagai organisasi pemuda, yaitu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, Sekar Rukun, dan Pemuda Indonesia.

 

Hal itu membuat Pemerintah Belanda semakin serius mengawasi pergerakan politik bangsa Indonesia. Gubernur Jenderal De Jonge melakukan tekanan keras terhadap organisasi pergerakan nasional. Ia mempunyai hak luar biasa untuk menindak setiap gerakan nasional yang dianggap mengganggu ketentraman dan ketertiban. Partai politik dikenakan larangan rapat.

 

Surat kabar diberangus dan dibakar. Para pemimpinnya ditangkap dan dibuang. Tindakan pemerintah berupa penangkapan dan pembuangan para pemimpin politik inilah yang menyebabkan hubungan partai-partai politik dengan massa rakyat terputus. Pemimpin dan pengikut dipisahkan dari kegiatan politik. Polisi rahasia atau Politieke Inlichtingen Dienst (PID) selalu memata-matai setiap gerakan dan siap menindak.

 

Perjuangan moderat dan parlementer ini berlangsung dari tahun 1935-1942, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942). Tjarda cerdik dan tajam, dan ia tetap hanya memberi peluang secara parlementer serta terbatas. Hingga saat pemerintah Hindia Belanda gulung tikar, pemberian hak parlementer penuh kepada wakil-wakil rakyat Indonesia tidak pernah menjadi kenyataan.

 

Di antara partai-partai politik yang melakukan taktik kooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda adalah Persatuan Bangsa Indonesia dan Partai Indonesia Raya. Kelompok Studi Indonesia di Surabaya menyarankan agar perbedaan antara gerakan yang berasas kooperasi dan nonkooperasi tidak perlu dibesar-besarkan. Yang penting tujuan organisasi sama yaitu memperjuangkan pembebasan rakyat dari penderitaan lewat kesejahteraan ekonomi, sosial budaya, dan politik.

 

Untuk melaksanakan cita-cita kesejahteraan ekonomi maka Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) mendirikan bank, koperasi, perkumpulan tani, dan nelayan. Pemakarsanya adalah Dokter Sutomo, pendiri Budi Utomo. Pada tahun 1932, anggota PBI yang berjumlah 2500 orang dari 30 cabang menyelenggarakan kongres, kongres tersebut memutuskan bahwa PBI akan tetap menggalakkan koperasi, serikat kerja, dan pengajaran. Untuk mencapai tujuan itu maka tidak ada jalan lain yang dilakukan kecuali pendidikan rakyat diperhatikan dengan mengadakan kegiatan kepanduan.

 

Pada tahun 1935 terjadi penyatuan antara Budi Utomo dan PBI. Dalam sebuah partai yang disebut Partai Indonesia Raya (Parindra), Ketuanya adalah Dokter Sutomo. Organisasi-oraganisasi lain yang ikut bergabung dalam Parindra adalah: Serikat Sumatera, Serikat Celebes, Serikat Ambon, Kaum Betawi, dan Tirtayasa.

 

Bergabungnya berbagai partai membuat Parindra semakin kuat dan anggotanya tersebar di mana-mana. Jumlah anggotanya meningkat pesat. Pada tahun 1936 jumlah anggotanya berkisar 3425 orang dari 37 cabang. Cita-cita Parindra pun semakin tegas, yaitu mencapai Indonesia merdeka.

 

Dalam kongresnya tahun 1937, Wuryaningrat terpilih sebagai ketua dibantu oleh Mohammad Husni Thamrin, Sukarjo Wiryapranoto, Panji Suroso, dan Susanto Tirtoprojo. Kerja sama antar anggota cabang-cabangnya menjadikan Parindra sebagai partai politik terkuat menjelang runtuhnya Hindia Belanda.

 

Di samping Parindra, juga muncul organisasi lain seperti Partindo. Namun karena desakan pemerintah akhirnya partai itu bubar pada tahun 1936. Para pemimpinnya meneruskan perjuangan dengan mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937. Tokoh-tokoh yang duduk dalam Gerindo ialah Mr. Sartono, Mr. Mohammad Yamin, dan Mr. Amir Syarifuddin.

 

Pada masa pemerintah Gubernur Jenderal Limburg Stirum (1916-1921) dibentuk Volksraad atau Dewan Rakyat, yaitu pada tanggal 18 Mei 1918. Anggota dewan dipilih dan diangkat dari golongan orang Belanda, Indonesia, dan bangsa-bangsa lain. Orang Indonesia yang menjadi anggota mula-mula berjumlah 39%, kemudian bertambah dalam tahun-tahun selanjutnya. Tujuan pembentukan Dewan Rakyat adalah agar wakil-wakil rakyat Indonesia dapat berperan serta dalam pemerintahan. Akan tetapi, dewan ini tidak mencerminkan perwakilan rakyat yang sesungguhnya, karena yang berhak memilih anggota dewan adalah orang-orang yang dekat dengan pemerintah. Wakil-wakil bumiputra tidak banyak mempunyai hak suara.

 

Meskipun demikian, partai politik yang berazaskan kooperatif mengirimkan wakil-wakilnya untuk duduk dalam Dewan Rakyat. Mereka menyalurkan aspirasi (cita-cita, harapan, keinginan) partainya melalui dewan itu. Sedang golongan nonkooperatif menganggap Dewan Rakyat hanyalah sandiwara dan mereka tidak mau duduk dalam dewan itu.


Golongan kooperatif berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan Dewan Rakyat. Pada tahun 1930, Mohammad Husni Thamrin, anggota Dewan Rakyat, membentuk Fraksi Nasional guna memperkuat barisan dan persatuan nasional. Mereka menuntut perubahan ketatanegaraan dan penghapusan diskriminasi di berbagai bidang. Mereka juga menuntut penghapusan beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda tentang penangkapan dan pengasingan pemimpin perjuangan Indonesia serta pemberangusan pers.

 

Pada tanggal 15 Juli 1936, Sutarjo Kartohadikusumo, anggota dewan rakyat, menyampaikan petisi agar Indonesia diberi pemerintahan sendiri (otonomi) secara berangsur-angsur dalam waktu sepuluh tahun. Jawaban terhadap petisi Sutarjo baru diberikan oleh pemerintah dua tahun kemudian. Dapat dipastikan bahwa tuntutan untuk otonomi ini ditolak pemerintah, sebab hal ini memberi peluang yang mengancam runtuhnya bangunan kolonial. Meskipun demikian, para nasionalis tetap gigih memperjuangkan tuntutan itu lewat forum parlemen semu tersebut.

 

Kegagalan Petisi Sutarjo bahkan menjadi cambuk untuk meningkatkan perjuangan nasional. Pada bulan Mei 1939, Muh. Husni Thamrin membentuk Gabungan Politik Indonesia (GAPI) yang merupakan gabungan dari Parindra, Gerindo, PSII, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia. Pasundan, Kaum Betawi, dan Persatuan Minahasa. Tujuannya ialah agar terbentuk kekuatan nasional tunggal dalam menghadapi pemerintah kolonial. Selain itu, ancaman perang makin terasa karena Jepang sudah bergerak makin jauh ke selatan dan mengancam Indonesia.

 

GAPI mengadakan aksi dan menuntut Indonesia Berparlemen yang disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia, Pemerintah harus bertanggung jawab kepada Parlemen. Jika tuntutan itu diterima pemerintah, GAPI akan mengajak rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah.

 

Untuk mencapai cita-cita GAPI ini maka pada tanggal 24 Desember 1939 dibentuk Kongres Rakyat Indonesia. Kegiatan ini antara lain menuntut pemerintah Belanda agar menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan dan bendera merah putih sebagai bendera Nasional.

 

Pemerintah memberikan reaksi dingin. Perubahan ketatanegaraan akan diberikan setelah Perang Dunia II selesai. Pada 1 September 1939 pecah perang di Eropa yang kemudian berkembang menjadi Perang Dunia II. Tuntutan GAPI dijawab Pemerintah dengan pembentukan Komisi Visman pada bulan Maret 1941. Komisi yang diketuai Visman ini bertugas menyelidiki keinginan golongan-golongan masyarakat Indonesia dan perubahan pemerintahan yang diinginkan.

Namun Komisi ini hanya menampung hasrat masayarakat Indonesia yang pro pemerintah dan masih menginginkan Indonesia tetapi dalam ikatan Kerajaan Belanda. Hasil penyelidikan komisi Visman tidak memuaskan. Komisi hanya sekedar memberi angin atau berbasa basi kepada kaum nasionalis Indonesia dan tidak sungguh-sungguh menanggapi perubahan ketatanegaraan Indonesia.

 

Sebelum hasil Komisi Visman diwujudkan, Jepang sudah tiba di Indonesia.

 

Meskipun demikian pihak Indonesia telah sempat mengusulkan 3 hal, yaitu :

 

1.     Pelaksanaan hak menentukan nasib sendiri;

 

2.     Penggunaan bahasa Indonesia dalam sidang Dewan Rakyat;

 

3.     Pergantian kata Inlander (pribumi) menjadi Indonesier.12

 

Untuk menguatkan perjuangan GAPI, KRI, diubah menjadi Majelis Rakyat Indonesia (MRI) dalam konferensi di Yogyakarta pada tanggal 14 September 1941. Di dalam MRI duduk wakil-wakil dari organisasi politik, organisasi Islam, federasi serikat sekerja, dan pegawai negeri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat antara organisasi-organisasi yang tergabung dalam MRI, namun persatuan dan kesatuan kaum Nasionalis terus dipupuk sampai masuknya Tentara Militer Jepang.

 

SUMBER DAN TEORI MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

            SUMBER MASUKNYA AGAMA DAN KEBUAYAAN HINUD-BUDHA DI INDONESIA a. Sumber Dari India Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapa...