Kamis, 14 Januari 2021

REVOLUSI BESAR DUNIA : Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi Cina, Revolusi Rusia dan Revolusi Indonesia

 

Pelajari Materi Di Bawah Ini!


REVOLUSI AMERIKA

a.    Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi

1)   Paham Kebebasan dalam Perdagangan (Ekonomi)

Rakyat Amerika atau kaum koloni menganut paham kebebasan dalam perdagangan. Mereka bebas menjual dan membeli barang dagangan dengan siapa saja dengan harga yang disepakati bersama tanpa tekanan. Hal ini bertentangan dengan kehendak Inggris yang memerintahkan orang-orang di Amerika hanya menjual barang dan membeli barang kepada Inggris.

 

2)   Paham kebebasan dalam Politik

Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, melainkan diciptakan oleh pelarian-pelarian agama yang tidak tahan hidup tertekan di Inggris, karena agamanya dilaang oleh pemerintah Inggris. Kaum koloni ini menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni ini bertentangan dengan pendapat Inggris yang mengklaim bahwa koloni adalah jajahannya. Faktor ini yang juga menyebabkan Amerika Serikat menjunjung tertinggi Hak Asasi Manusia dalam konstitusinya

b.   Sebab dan Jalannya Revolusi Amerika

Sebelum kedatangan orang kulit putih telah dihuni oleh penduduk asli yaitu suku bangsa Maya di Amerika Tengah, Aztecs di Mexico, Inka di Peru, Cibcha di Colombia, Sioux-Apache-Cheyenne di Amerika Utara. Orang kulit putih pertama yang datang dan mendiami Amerika adalah bangsa Noor dari Norwegia yang dikenal dengan nama Viking sekitar tahun 981 M. Pada tahun 1492, Columbus sampai di Kepulauan Bahama, Cuba dan Santo Dominggo. Ia mengira telah sampai di India, sehingga penduduk pulau itu disebut Indian. Semua pulau-pulau ini dimasukkannya dalam daerah kerajaan Spanyol. Setelah kedatangan Columbus itu, banyak orang Spanyol dan juga Portugis yang datang ke Amerika. Hingga akhirnya Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan menjadi jajahan Spanyol. Brazil menjadi jajahan Portugis. Tinggal Amerika Utara yang belum ada pemiliknya. Mulailah pada abad ke-17, perebutan Amerika Utara oleh Perancis, Inggris, dan Belanda.

 

1.       Perancis

Tahun 1603 Samuel de Champlain menduduki Canada. 1682 La Salle menduduki daerah Sungai Misisipi. Tahun 1699 Berville menduduki daerah MuaRa Sungai Misisipi. Dengan ini Perancis mempunyai jajahan bagian tengah Amerika Utara (dari Canada ke New Odeans).

 

2.       Inggris

Tahun 1584 Baleigh menduduki Virginia. Tahun 1620 Pilgrimfathers (Mayflower) menduduki Massachusetts. Tahun 1623 Calvert menduduki Meryland. Dengan ini timbul jajahan Inggris di sepanjang pantai Timur Amerika Utara.

 

3.       Belanda

Tahun 1609 Hudson menduduki Sungai Hudson. Tahun 1626 Belanda menduduki Nieuw Amsterdam (sekarang New York)

 

Tahun 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam yang kemudian mengganti namanya menjadi New York. Dalam perang tujuh tahun (1756-1763) Inggris merebut dari Prancis wilayah Canada dan Louisiana (daerah Missisippi) sebelah Timur Sungai Missisippi. Lousiana sebelah Barat Missisippi dibeli dari Perancis pada tahun 1803. Florida dibeli dari Spanyol tahun 1819. Texas diduduki tahun 1845. California diambil dari Mexico 1848. Alaska dibeli dari Rusia tahun 1867 (diduduki Rusia pada tahun 1825). Dengan ini terjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai Canada dan USA.

c.    Perang Tujuan Tahun (1756 - 1763)

Jajahan Inggris di Amerika Utara terletak di sepanjang pantai timur. Dibelakang jajahan Inggris ini (di tanah pedalaman) terletak jajahan Perancis yang memanjang dari pantai selatan sepanjang sungai Missisippi (louisiana) sampai Canada.

 

Sebab-sebab:

Tembak menembak antara pasukan Perancis dan Inggris di dekat benteng Perancis Duquesne (Pittsburgh). Dalam tembak menembak ini nampak untuk pertama kali keberanian besar dari George Washington. Dalam perang ini Perancis kalah.

Dilakukanlah perdamaian Paris yang isinya:

a.     Canada dan Lousiana di sebelah timur Missisippi diberikan kepada Inggris, Lousiana sebelah Barat Missisippi diberikan kepada Perancis.

b.    Perancis menyerahkan semua jajahannya kepada Inggris

 

Akibatnya:
Perancis mengakhiri penguasaan di Amerika, sementara Inggris timbul sebagai penjajah di Amerika Utara
d.        Perang Kemerdekaan Amerika (1771 - 1783) 
 Sebab-sebab Umum :

1.       Jajahan Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris tetapi diciptakan pelarian-pelarian agama yang tidak tahan hidup tertekan di Inggris, karena agamanya dilarang pemerintah Inggris. Mereka keluar dari Inggris untuk mencari kebebasan hidup dan mendarat di Amerika. Diantara mereka yang terkenal adalah the pilgrimfather yang mendarat pada tahun 1620 dengan kapal Mayflower dan mendirikan Massachusetts. Orang Amerika sekarang menganggap the pilgrimfather sebagai pendiri-pendiri Amerika.

 

Karena itu maka orang-orang Amerika sangat mencintai kebebasan dan kemerdekaan. Tetapi Inggris menganggap Amerika itu sebagai tanah jajahannya dalam arti kata yang kolot.

 

2.       Inggris memerintahkan bahwa hasil bumi Amerika seperti tembakau, gula, kapas, boleh dijual hanya kepada Inggris dan Amerika diperbolehkan hanya membeli barang-barang kebutuhannya dari Inggris saja.

 

Dengan ini harga dapat dipermainkan oleh Inggris. Orang-orang Amerika yang menganut faham kebebasan juga dalam perdagangan menentang aturan Inggris itu

 

3.       Inggris yang butuh uang untuk mengisi kas Negara yang kosong karena biaya untuk perang tujuh tahun memaksa Amerika untuk membayar pajak. Karena perang tujuh tahun itu berarti juga perluasan daerah dan perlindungan bagi Amerika.

 

Amerika mau membayar pajak asalkan Amerika mendapat perwakilan parlemen Inggris. “No Taxation without representation” jawab mereka kepada Pemerintah Inggris, namun Inggris terus memaksa dan timbullah ketegangan.

 

Sebab Khusus :

Pada tahun 1773 berlabuhlah di Boston 3 kapal Inggris yang memuat teh untuk Amerika. Atas teh ini Amerika harus membayar pajak kepada Inggris. Orang Amerika menolak. Pada malam hari orang-orang Amerika menyamar sebagai orang Indian dan melemparkan teh-teh itu ke dalam laut. Inggris marah dan menghukum Boston. Orang Amerika lainnya membela Boston dan pecahlah perang antara Inggris dan Amerika yang dipimpin oleh George Washington. Peristiwa ini sering disebut dengan The Boston Tea Party’, 16 Desember 1773.

Jalan Perang (1775 - 1778)

1.    Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian di Boston. Inggris memerintahkan Canada untuk membantu tentara Inggris. Permintaan ini ditoleh Canada. Inggris menggempur Canada untuk memaksa orang-orang di Canada dan timbullah pertempuran-pertempuran di Canada yang member kesempatan bagi Washington untuk mengatur tentaranya.

 

Pada waktu itu orang-orang Amerika sesungguhnya belum menyadari apakah tujuan peperangan itu. Mereka bertempur melawan Inggris karena mereka merasa tertindas oleh aturan-aturan Inggris dan tidak untuk merdeka. Tetapi ini segera berubah menjadi perang kemerdekaan yang sesungguhnya ketika orang Amerika di tahun 1776 membaca tulisan Thomas Paine yang berjudul “ Common Snese. Tujuan menjadi terang yaitu “ kemerdekaan. Pada tahun itu juga meraka mengumumkan Decralation of Independence

 

2.    Declaration of Independence (4 Juli 1776)

Amerika menyatakan dirinya merdeka. Proklamasi ini disusun oleh Thomas Jefferson dalam Kongres di Philadelpia dari 13 negara bagian. Dan terkenal di dalamnya terkandung pernyataan hak-hak manusia (human rights).

3.    Articles of Confederation (1777)

Kongres dari Negara-negara bagian menyetujui dan menerima rencana konfederasi dan terbentuklah The United States of America (USA). Negara pertama yang mengakuinya dapah Perancis (1778) yang kemudian membantu USA melawan Inggris dengan mengirimkan Jenderal Lafayette ke Amerika. Tindakan Perancis ini disebabkan oleh:

 

a.     Perancis ingin membalas dendam kepada Inggris, karena dulu kalah terhadap Inggris dalam perang tujuh tahun

 

b.    Hasil diplomasi dari Benjamin Franklin di Eropa.

Pada tahun 1779 Spanyol membantu USA (ingin mendadapkan kembali Gilbaltar dan Florida) dan mengumumkan perang kepada Inggris. Dengan bantuan-bantuan ini kedudukan USA menjadi kuat.

 

4.         Perdamaian Paris (1784)

Inggris akhirnya kalah. Jenderal Inggris Cornwellis menyerah dengan 7000 orang tentaranya di Yorktown kepada Washington dan Lavayette. Perang berakhir. Perjanjian perdamaian diadakan di Paris yang isinya:” Inggris mengakui kemerdekaan USA”.

 

e.        Pembentukaan Undang-Undang Dasar (1787 - 1789)

Tahun-tahun terakhir perang kemerdekaan sampai dengan pembentukan UUD merupakan masa pertentangan dan perselisihan antara 13 negara bagian. Nampak di sini adanya 2 blok: Selatan (9 negara bagian) dan Utara (4 negara bagian). Negara-negara bagian Selatan dipimpin oleh Thomas Jefferson dan Utara oleh Hamilton. Selatan menghendaki kekuasaan terbesar pada masing-masing Negara, Utara menghendai kekuasaan terbesar pada pemerintahan pusat.

 

Pada tahun 1787 semua wakil Negara-negara berkumpul di Philadelpia untuk menyusun UUD. Antara Utara dan Selatan akhirnya didapat kompromi, yaitu Negara masing-masing bersumpah setia pada UUD dan tidak akan melanggarnya. Sebaliknya pemerintah pusat tidak akan campur tangan dalam negeri Negara-negara bagian. Urusan dalam negeri dipegang negara masing-masing. Urusan umum, luar negeri, pertahanan, dan lain-lain mengenai negara-negara Amerika itu semuanya dipegang oleh pemerintah pusat, yang terdiri dari:

1)   Presiden (untuk 4 tahun) dibantu oleh state Departement (9 kementrian- kementrian)

2)   Congress (parlemen) teridiri dari:

a.         Senate; tiap Negara bagian mengirim 2 orang

b.         House of representatives; jumlah wakil atas dasar jumlah penduduk tiap-tiap Negara.

Dengan adanya kesepakatan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar dan Perangkat Negara lain, Amerika Serikat akhirnya berdiri sebagai sebuah negara yang lepas dari Inggris, dengan Presiden pertamanya adalah George Washington (1789 – 1797) untuk masa jabatan 2 periode.

 

REVOLUSI PERANCIS
a.             Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Perancis

Revolusi Perancis bukan peristiwa yang sekonyong-konyong terjadi meletus begitu saja, tetapi terikat pada kejadian-kejadian sebelumnya. Revolusi Perancis hanya suatu detik saja di mana fikiran-fikiran sebelumnya meledak menjadi tindakan- tindakan. Demikian juga Revolusi Perancis itu tidak merupakan semcam keistimewaan Perancis saja tetapi revolusi semacam itu dapat meletus juga di mana-mana di seluruh Eropa ketika itu, karena keadaan di seluruh Eropa menyerupai di Perancis, hanya mempunyai perbedaan gradueel saja. Justru perbedaan yang gradueel inilah yang menyebabkan revolusi itu meletus di Perancis.

 

1)     Rasionalisme dan Aufklarung

Abad XVIII adalah abad yang sangat kaya akan aliran-aliran faham yang bersimpang siur memenuhi alam fikiran manuisa sebagai akibat dari Renaissance dan Humanisme. Rasionalisme dan Aufklarung memegang peranan yang terpenting dalam hal ini. Pikiran yang sehat memancarkan sinarnya yang gemilang hingga nampak dengan jelas kepincangan-kepincangan dan kesalahan-kesalahan yang sampai ketika itu tidak dirasakan oleh umat manusia. Dengan kritik-kritik yang pedas orang-orang Rasionalisme dan Aufklarung menghantam segala kepincangan dan kesalahan untuk dilenyapkan. Dalam hal ini besar pengaruhnya Rasionalisme dan Aufklarung sebagai pendorong timbulnya Revolusi Perancis, karena Perancis ketika itu memang penuh kepincangan-kepincangan dan kesalahan. Tokoh-tokoh Rasionalisme dan Aufklarung di Perancis (di Perancis lazimnya disebut : Philosophes) antara lain :

 

a)   Denis Diderot (1713-1784) dan J.d’ Alembert (1717-1784)

Dua orang ini menciptakan Encyclopedia bagi Perancis yang memuat pengetahuan tentang segala hal yang diterangkan secara nasionalistis hingga sering merupakan kritik-kritik terhadap dogma-dogma yang kolot.

b)  Charles Secondat, Baron de la Brede et de Montesquieu (1689 – 1755) Pendapat-pendapat Montesquieu sangat dipengaruhi oleh pendapat-pendapat John Locke (1685 1753) dari Inggris, terutama dalam lapangan tatanegara. Teori-teori Montesquieu tentang “pemisahan kekuasaan” dalam tatanegara yang menjelmakan “Trias Politica” adalah pada asalnya teori dari John Locke . jika John Locke mengemukakan “executive power”, legislative power, attributive power” sebagai pemisahan kekuasaan, maka ini dirubah oleh Montesquieu menjadi executive power, legislative power, judicative power”. Dengan melalui Montesquieu (dan beberapa penulis-penulis Perancis lainnya a.l. Voltaire, Rousseau) maka besar pengaruh Inggris dalam Revolusi Perancis, karena Montesquieu ingin merubah absolute monarchie Perancis menjadi Constituante Monarchie semacam di Inggris. Dan pendapat-pendapat Montesquie inilah yang nanti dilaksanakan dalam bentuk pertama Revolusi Perancis.

c)   Francois Marie Arouet (1694-1778), lebih terkenal sebagai Voltaire. Absolute Monarchie mengekang segala-galanya hingga tidak ada kemerdekaan di dalam segala lapangan. Sensor yang keras dan kejam diadakan. Despotisme merajalela. Terhadap inilah Voltaire mengarahkan serangan-serangannya yang dahsyat. Ia adalah seorang kritikus yang pedas lagi tepat. Sindiran-sindirannya selalu tepat mengenai sasarannya, jauh lebih tepat dari pada uraian-uraian atau tulisan-tulisan yang panjang lebar.

2)     Romantisme

Romantisme yang mulai timbul pada tahun 1750 sebagai reaksi dari rasionalisme, juga banyak pengaruhnya dalam Revolusi Perancis. romantisme menjunjung perasaan dan menghargai insting. Justru insting inilah yang nanti merajalela diantara rakyat jelata dan meneruskan perjuangan dimana kaum rasionalis tidak berani lagi karena menruut perhitungan secara rational tidak mungkin dapat diselesaikan. Bukan perhitungan secara rasional, secara kepala dingin, tetapi tekad yang irasional dari rakyat jelata (digerakkan oleh pemimpin-pemimpin rakyat penganut Rousseau, seperti Marat) yang nanti pada tahun 1792-1794 menyelamatkan Revolusi dari ancaman dahsyat tentara-tentara asing yang mengepung Perancis. Sentimen pun terbukti merupakan faktor yang penting dalam Revolusi Perancis.

Seorang romantic yang banyak pengaruhnya dalam Revolusi Perancis adalah :

Jean Jacques Rousseau (1712-1778) Rousseau mengatakan bahwa alam semula adalah sempurna, tetapi kemudian salah bertumbuh menjadi dunia yang penuh kesengsaraan, bebas dan dengan hak yang sama. Perbedaan dalam masyarakat hanya didasarkan

atas kepentingan umum”.

 

Manusia dilahirkan dengan hak yang sama. Tidak ada seorangpun yang mempunyai hak yang melebihi orang lain. Karena itu tidak mungkin barang sesuatu dapat ditentukan oleh serang saja untuk semuanya (seperti dalam absolute monarchie). Segala sesuatu harus ditentukan bersama hingga keputusan itu merupakan kehendak umum. Paham Rousseau ini kemudian menimbulkan paham demokrasi modern.

 

3)     Paham-Paham Dalam Perang Kemerdekaan Amerika

Pada tahun 1771 meletuslah Perang Kemerdekaan Amerika (1774-1783). Dalam perang ini Perancis membantu Amerika dan mengirimkan tentara Perancis dibawah Lafayette ke Amerika. Setelah perang selesai, tentara Perancis pulang ke Perancis.

 

Tentara Perancis yang kembali dari Amerika ini selama berperang di Amerika telah mengenal dan meresapkan faham-faham baru tentang hak-hak asasi manusia dan demokrasi. Bukankah mereka mereka bertempur bersama-sama orang-orang Amerika untuk mempertahankan Declaration of Independence yang mengatakan bahwa manusia itu dilahirkan sama dan dengan hak-hak asasi: bahwa pemeritnahan dibentuk untuk menjamin hak-hak itu dan mendapatkan kekuasaannya dari rakyat: bahwa rakyat berhak menggantikan sesuatu pemerintahan yang melanggar asasi ini dengann pemerintahan lain yang lebih sesuai dengan kehendak rakyat.

 

Dan apakah yang mereka dapatkan sekembali mereka di Perancis ? suatu pemerintahan yang tidak mengenal hak-hak asasi manusia. Tidak mengherankan jika prajurit-prajurit Perancis dari Amerika ini ingin merubah pemerintahan absolute monarchi Perancis yang kolot itu.

 

b.            Kondisi Perancis Menjelang Revolusi

 

1)     Feodalisme

Feodalisme di Eropa berasal dari zaman Abad Pertengahan, ketika raja sebagai pemilik dari tanah seluruhnya membagi-bagi tanhanya kepada orang-orang yang dianggapnya berjasa kepadanya sebagai pinjaman tanah. peminjam-peminjam tanah ini kemudian menjelma menjadi golongan yang berkuasa (yang kemudian disebut bangsawan juga disamping keluarga raja) dan selalu berusaha untuk mengurangi kekuasaan raja bagi kepentingannya sendiri. Timbullah akhirnya pertentangan dan perebutan kekuasaan antara raja dan golongan bangsawan. jika di Inggris raja gagal dalam usahanya untuk mematahkan kekuasaan bangsawan- bangsawan (ingat magna charta) hingga akhirnya menjelma menjadi constituante monarchie, maka lain halnya di Perancis.

 

Kondisi di Perancis, Raja berhasil mengalahkan bangsawan-bangsawan, hingga akhirnya menjelma absolute monarchie ( ingat Louis XIV). Tetapi kalah tidak berarti lenyap. Bangsawan-bangsawan Perancis yang telah dilucuti senajatanya berusaha menggunakan kekuasaan raja untuk memperbesar kekuasaan bangsawan, baik terhadap raja sendiri maupun terhadap rakyat. Mereka berusaha untuk mendapatkan atau membeli hak-hak istimewa sebanyak mungkin yang pada hakekatnya untuk memblokir kekuasaan raja. Terhadap rakyat hak-hak istimewa itu digunakan oleh bangsawan untuk memperkaya diri sendiri, yang juga berarti memperbesar kekuasaannya. Disamping ini bangsawan juga merembes masuk dalam kalangan agama. Lambat laun mereka berhasil juga menduduki kedudukan- kedudukan yang tinggi dalam agama dan yang berhak istimewa. Pangkat-pangkat yang rendah dipegang oleh rakyat jelata. Akhirnya bangsawan menghisap semua hak dan kepada rakyat hanya ditinggalkan kewajiban saja.

 

Ketidak adilan inilah yang makin lama makin dirasakan oleh rakyat (terutama kaun terpelajar dikalangan rakyat), yang nanti meletuskan Revolusi Perancis.

a.    Ketidakadilan dalam lapangan politik

Jabatan-jabatan yang penting dipegang oleh bangsawan dan raja (Louis XVI adalah raja yang lemah) tinggal menandatangani saja. Tidak menurut kepandaian, tetapi menurut keturunan pegawai-pegawai negeri yang dipilihnya, hingga administrasi negara menjadi kacau dan korup. Rakyat jelata bagaimanapun pandainya tidak diperkenankan ikut dalam pemerintahan.

 

b.    Ketidakadilan dalam lapangan ekonomi

Bangsawan diberikan hak istimewa yang membebaskan mereka dari pembayaran pajak, padahal merekalah yang sebenarnya golongan yang terkaya. Rakyat jelata (golongan yang sebagian besar sangat miskin) diharuskan membayar segala macam pajak, hingga rakayt jelatalah yang dengan ini mengisi kas negara. Tetapi uang negar tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk bangsawan dan raja saja.

 

c.    Kecuali bebas pajak, bangsawan bahkan diberi hak-hak istimewa untuk memungut pajak dari rakyat yang merupakan tambahan pendapatan bagi bangsawan (pajak lalu lintas, pajak tanah, pajak penggilingan gandum, pajak penangkapan ikan, pajak anggur, pajak garam dan segala macam pajak lainnya yang dibuat-buat oleh bangsawan). Disamping bangsawan, gerejapun memungut 1/10 dari penghasilan rakyat jelata. Ditambah lagi hak istimewa bangsawan untuk mempekerjakan rakyat jelata dengan percuma.

 

d.    Ketidakadilan dalam lapangan ekonomi

Feodalisme membagi-bagi masyarakat dalam golongan-golongan yang berhak dan yang tidak berhak. Di Perancis ketika terdapat tiga golongan masyarakat yaitu : golongan ke-1 (bangsawan), golongan ke-II (kaum agama), golongan ke- III (rakyat jelata). Golongan ke-II terdiri atas kaum agama tinggi (berasal dari bangsawan) dan kaum agama rendah (berasal dari rakyat jelata). Bangsawan dan kaum agama tinggi berhak istimewa, kaum agama rendah dan rakyat jelata tidak berhak sama sekali. Dengan ini dapat dimengerti, apa sebabnya dalam Etats Generaux 1789 golongan ke-I dan ke-II menghendaki pemungutan suara secara pergolongan, golongan ke-III secara perorangan. Golongan ke –III terdiri atas : kaum terpelajar, kaum borjuis, rakyat jelata.

 

Kaum terpelajar merasa tidak adanya keadilan, karena meskipun pandai tetapi tidak mungkin ikut serta menentukan nasib negaranya karena mereka bukan bangsawan. Mereka ingin merubah susunan pemerintahan negara, mereka ingin a role by law and not by man”. Mereka menghendaki Constituante Monarchi.

 

Kaum borjuis merasa mereka adalah golongan yang paling berguna bagi negara, karena merupakan sendi sendi ekonomi negara. Tetapi mereka selalu dikalahkan terhadap kaum bangsawan yang mereka pandang sebagai golongan yang tidak produktif dan tidak berguna bagi negara karena hanya memikirkan diri sendiri. Kaum borjuislah yang membayar pajak yang terbanyak dan hanya habis dimakan kaum bangsawan. Mereka anti bangsawan, karena itu mereka tidak anti raja (ingat: bangsawan adalah lawan raja) karena raja dipandangnya sebagai alat yang terpenting yang dapat menindas bangsawan . Mereka menghendaki constituante monarchi.

 

Rakyat jelata ketika itu masih non aktif, hanya berkeluh kesah saja karena beratnya beban yang dipikul. Mereka mula-mula menaruh harapan pada rajanya untuk meringankan beban mereka, tetapi ketika raja menyia-nyiakan harapan ini, maka rakyat jelata dengan sekaligus menjadi radikal anti raja. Mereka menghendaki Republik.

 

Dengan ini rakyat jelata menjadi lawan dari kaum terpelajar dan kaum borjuis yang nanti Nampak dalam Revolusi Perancis sebagai pergulatan antara partai Girondin (terpelajar + borjuis) dan partai Jacobin (rakyat jelata).

 

2)       Absolut Monarchie yang Buruk

Absolute Monarchie adalah kerajaan yang kedaulatannya dipegang sepenuhnya oleh raja. Nasib negara berada dalam tangan raja dan ditentukan menurut nilai orang yang menjadi raja. Nilai Louis XVI sebagai raja tidak tinggi dan karena itu absolute monarchie dibawahnya merupakan absolute monarchie dalam bentuk yang seburuk-buruknya. Sifat absolute monarcie dibawah Louis XVI ialah :

a.     Despotisme

Otokrasi raja (sifat terutama dari tiap absolute monarchie) selama pemerintahan Louis XVI merosot tajam menjadi despotisme belaka. Tujuan pemerintah negara tidak lagi menciptakan suatu negara yang teratur tetapi untuk menanam gezag raja saja yang pada hakekatnya untuk memberi kelonggaran saja bagi tindakan-tindakan sewengan-wenang, baik bagi raja maupun bagi bangsawan. Kepentingan raja diutamakan, kepentingan rakyat dilupakan. Rakyat jelata sangat menderita.

 

Despotisme tidak tahan mendengar kritik, baik kritik destruktif maupun konstruktif ditindas dengan kejam. Hidup menjadi tidak merdeka lagi, segala- galanya terkekang.

 

b.    Feodalisme

Feodalisme hanya menjamin kenikmatan hidup para bangsawan dan kaum agama tinggi saja. Tidak adanya persamaan hak dan kewajiban berarti tidak ada keadilan sosial.

 

c.     Substitutie Stelsel (Sistem Perwakilan)

Bangsawan yang menduduki jabatan yang tinggi tidak mau menjalankan sendiri kewajiban-kewajibannya, tetapi menyewa rakyat jelata yang pandai (dengan gaji kecil). Gaji yang besar dari jabatan itu, pujian-pujian dan hadiah- hadiah raja, kehormatan yang tinggi. Semua itu diterima kaum bangsawan sebagai pejabat resmi. Wakilnya yang menjalankan kewajibannya, tidak menerima apa-apa kecuali gajinya yang kecil itu.

 

d.    Adminstrasi Negara yang Tidak Seragam

Adanya hak-hak istimewa menjadikan administrasi negara tidak seragam. Tidak adanya keseragaman ini menyebabkan adminstrasi negara menjadi kacau balau yang memberi kesempatan dan kelonggaran bagi korupsi. Hampir 1/6 pendapatan negara tiap tahun habis dikorup para bangsawan.

 

3)        Vacuum of Power

Apa sebabnya Revolusi Perancis meletus dibawah Louis XVI, dan tidak dibawah Louis XIV atau Louis XV ? Disamping memuncaknya ketidakadilan dan kemunculan paham baru, masih ada satu faktor lagi yang menyebabkan Revolusi Perancis meletus pada masa Louis

XVI. Faktor itu ialah the vacuum of power (tidak adanya kekuasaan) dibawah Louis XVI.

 

Raja Louis XVI adalah raja yang lemah tidak punya kewibawaan sama sekali , baik terhadap bangsawan maupun terhadap rakyat. Rakayt tidak takut padanya. Dulu zaman Louis XIV dan Louis XV, rakyat betul benci terhadap raja, tetapi mereka takut terhdapatnya, dan karena itu tidak timbul revolusi.

 

vacuum of power” ini merupakan faktor yang sangat berbahaya bagi kehidupan suatu negara, karena merupakan kesempatan yang baik sekali bagi musuh-musuh negara untuk menjatuhkan negara.

 

4)        Soal Keuangan Negara

Sebab khusus meletusnya Revolusi Perancis adalah soal keuangan negara. Sudah menjadi kebiasaan di Perancis (sejak wafatnya Louis XIV) bahwa negara menderita kekuarangan perbelanjaan yang lazimnya ditutup dengan mendapatkan pinjaman negara. Kekuarangan perbelanjaan ini disebabkan karena uang negara dihambur-hamburkan raja dan bangsawan untuk kepentingan dan kesenangan mereka sendiri.

Pada tahun 1789 negara menghadapi bangkrut. Penghasilan negara 500 juta, pengeluaran 625 juta, hutang negara yang harus dibayar 300 juta. Bagaimana cara mendapatkan uang? Menaikkan pajak?. Pajak telah berat sekali. Pinjam uang? Hutang negara telah melampauai batas kekuatan pembayaran kembali. Tidak ada jalan lain kecuali mewajibkan semua bangsawan (bebas dari pajak) membayar pajak. Bangsawan menolak. Timbul kritis antara raja dan bangsawan. Takut terhadap raja, bangsawan mencari dukungan dari rakyat dengan mengatakan bahwa soal pajak adalah soal rakyat seluruhnya. Raja tidak boleh menentukan sendiri. Dengan ini bangswan hendak membatasi kekuasaan raja untuk menyelamatkan diri mereka. Mereka mengusulkan diundangnya kembali “Etats Generaux (Dewan Perwakilan Rakyat) yang sejak tahun 1614 tidak pernah berkumpul lagi. Raja pun menyetujui, dan Etats Generaux kembali berkumpul. karena masyarakat mendapatkan hak-hak asasi manusia berupa kebebasan dan persamaan, manusia dilahirkan bebas, tetapi ia sekarang terikat. Apa sebabnya? Kata Rousseau dalam bukunya yang terkenal Du Contrat Social”. Pendapat Rousseau tentang hak-hak asasi manusia ini nanti dicantumkan sebagai “Hak-Hak manusia dan warga negara dalam UUD 1789 yang mengatakan “manusia dilahirkan

 
c.             Jalannya Revolusi Perancis

Pada tanggal 17 Juni 1789 wakil-wakil golongan III (Rakyat Jelata) memproklamasikan Etats Generoux sebagai Assemblee Nationale (Dewan Nasional= Perwakilan Bangsa Perancis). Tindakan ini mempunyai arti yang sangat penting. Etats Generoux yang merupakan siding golongan-golongan menjelma menjadi siding seluruh rakyat tanpa golongan-golongan. Sungguh suatu revolusi yang besar, karean pada hakekatnya itu berarti bahwa suatu masyarakat yang feodalistis berubah menjadi demokratis. Sesungguhnya tanggal 17 Juni 1789 telah dimulainya revolusi, walaupun secara resmi revolusi Perancis ditandai dengan diserbunya “Penjara Bastile”, Secara politik Revolus Perancis dimulai pada 17 Juni 1789, militer pada 14 Juli 1789. Pada perkembangan selanjutnya Assemble Nationale akan berkembang setelah banyak Golongan I (Pendeta) dan Golongan II (Bangsawan) yang bergabung dan lantas merubah namanya menjadi sebuah dewan bernama Constituante

 

Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Prancis menyerbu penjara Bastille, suatu bangunan yang kuat dan megah lambing absolute monarki karena di dalamnya dipenjarakan pemimpin-pemimpin rakyat dan mereka yang berani menentang absolute monarki. Bastille ini dijaga ketat karena merupakan juga gudang persenjataan raja. Sebab-sebab rakyat menyerbu penjara Bastille:

1.   Rakyat Paris mendengar desas-desus bahwa raja mengumpulkan tentaranya di sekitar Paris untuk menindas revolusi.

2.   Rakyat Paris butuh senjata untuk mempertahankan diri. Mereka ingin mendapatkan senjata yang ada di dalam Bastille.

Serbuan rakyat ke Bastille berhasil baik ketika kesatuan tentara raja yang berada di Paris memihak dan membantu rakyat. Bastille dapat direbut pada tanggal 14 Juli 1789, hari itu dianggap sebagai awal revolusi dan kemudian diresmikan sebagai hari nasional Prancis. Bendera Bourbon (raja) diganti dengan bendera nasional (biru, putih, merah) dan tentara nasional dibentuk (di bawah pimpinan Lafayette, seorang bangsawan yang berpaham baru dan terkenal sebagai pahlawan yang memimpin tentara Prancis di perang kemerdekaan Amerika). Sejak itu raja dan bangsawan tidak berkuasa lagi. rakyat jelatalah yang berkuasa dan memegang pimpinan negara. Pemimpin-pemimpin rakyat yang terkenal dalam Constituante ialah Mirabeu (bangsawan), Lavayette (bangsawan), Sieyes (kaum agama). Setelah rakyat jelata dapat mengalahkan lawannya yaitu kaum bangsawan dan kaum agama maka tugas rakyat jelata sekarang adalah menghapuskan ancient regime, dan menyusun pemerintahan baru:

 

a.    Menghapuskan ancient regime

Penghapusan ancient regime ini dijalankan secara tegas. Semua hak-hak istimewa dan sebutan-sebutan bangsawan dilenyapkan (orang saling memanggil dengan sebutan “citoyen”; perkataan “bung” di Indonesia). Gilde dihapuskan hingga perdagangan menjadi bebas. Ini merupakan pelaksanaan liberalisme yang dalam ekonomi bersemboyan: laissez faire, laissez passer. Kaum agama dijadikan pegawai negeri biasa dan milik gereja disita. Ini kemudian menimbulkan pertentangan yang hebat antara kaum Revolusi Perancis dan Paus di Roma. Dengan ini kaum agama dianggap musuh revolusi, dan revolusi bersifat anti-agama Rooms-Kathilick.

 

b.   Menyusun pemerintahan baru

Setelah pemerintahan lama (ancient regime) dihancurkan kaum revolusi terus menyusun pemerintahan baru. Dasar dari pemerintahan baru ini adalah “Declaratin des droits de Phomme et du citoyen “ (Perjanjian hak-hak manusia dan warga negara) yang diumumkan pada tanggal 27 Agustus 1789 dan yang merupakan salah satu mata rantai dalam pertumbuhan pengertian tentang hak-hak manusia.

Isinya antara lain:

Pasal 1: manusia dilahirkan bebas dan mempuyai hak yang sama. Perbedaan dalam masyarakat hanya didasarkan atas kepentingan umum.

Pasal 2 : ……… hak-hak ini adalah kemerdekaan, milik, keamanan dan menentang terhadap penindas.

Pasal 3: ……rakyat adalah sumber dari segala kedaulatan ….

Pasal 4 : yang dimaksud dengan kemerdekaan adalah boleh bertindak sesukanya asal jangan merugikan orang lain, …..hak atas milik adalah suci dan tidak boleh dilanggar.

Pasal 17: …..hak atas milik adalah suci dan tidak boleh dilanggar.

 

Pada tanggal 1790 (14 Juli) UUD Perancis disyahkan. UUD ini tidak menghapuskan kerajaan tetapi membatasinya hingga merupakan Constituaten monarchie. Raja hanya punya veto yang dapat menunda keputusan tetapi tidak dapat membatalkan. Raja setuju dengan UUD dan bersumpah setia kepadanya. Tetapi sekonyong-konyong ia melarikan diri, tertangkap oleh rakyat dan dikembalikan lagi ke Paris.

 

REVOLUSI CINA

a.        Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Cina

1)   Dinasty Manchu Adalah Dinasty Asing

Dari zaman kuno hingga 1912, Tiongkok selalu diperintah oleh dinasti-dinasti (raja- raja dari satu keturunan). Dynasty yang terakhir adalah Dinasty Manchu atau Dinasti Qing (1644-1912). Dynasty ini dianggap asing oleh bangsa Tionghoa, karena dynasty ini bukan keturunan bangsa Tionghoa. Dinasty Manchu berasal dari Machuria, yaitu daerah yang berbatasan dengan Tiongkok Utara. Dibawah dynasty ini, Tiongkok (Cina) diperintah dengan cara-cara yang kolot. Tiongkok adalah negara yang tertutup rapat-rapat bagi bangsa asing yang dianggapnya lebih rendah dan belum beradab (barbar) daripada bangsa Tinghoa. Adanya anggapan bahwa Dinasty Manchu adalah dynasty asing ini menjadi salah satu pendorong rakyat Cina untuk melawan Kaisar Ratu Tze Syi/Ci-xi (Kaisar Terakhir Dinasty Mansyu).

2)   Rasa Malu dalam Kekalahan Perang Candu (1839-1843)

Inggrislah yang pertama kali berjasa membuka Tiongkok bagi orang asing. Jalan yang dipakai adalah “Jalan Candu”. Sejak tahun 1800 Inggris menyeludupkan candu kedalam Tiongkok. Segera perdagangan candu gelap merajalela di Tingokok. Rakyat menjadi korban tetapi Inggris mendapat supaya candu diberantas. Di kota kanton sebagai pusat candu, 20.000 peti candu Inggris seharga

$90.000.000 dibakar habis. Inggris marah dan Angkatan Lautnya menyerang Nanking. Tiongkok kalah dan menandatangani Perjanjian Nanking, 1842., yang isinya :

a.     Lima pelabuhan Tiongkok dibuka untuk perdagangan asing (disebut Treaty Ports)

b.    Inggris mendapatkan Hongkong (1842)

c.     Inggris mendapatkan hak ekstratitorial (kemudian negara-negara lainnya minta juga)

 

Perjanjian Nanking berarti awal pembukaan Tiongkok untuk dunia luar. Pembukaan Cina bagi dunia luar dianggap merupakan tanda kelemahan pemerintahan Ratu Tze Syi.

 

3)     Keinginan untuk Membangun Masyarakat Baru yang Bahagia

Hung-Siu-Tsjwan adalah seorang Tionghoa yang beragama masehi. Menurut Hung-Siu-Tsjwan, agamanya mengajarkan bahwa masyarakat Masehi pertama dibawah pimpinan Petrus merupakan masyarakat yang sosialistis, dimana berlaku sama rata sama rasa. Hung-Siu-Tsjwan ingin mendirikan Tiongkok yang sangat menderita itu, menjadi suatu masyarakat Masehi zaman Petrus itu. Oleh karena itu Hung-Siu-Tjwan menggalakkan pertanian dan memajukan kemiliteran yang memegang disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Hung-Siu-Tjwan bergerak melawan Kaisar Manchu dan bangsa asing.

 

4)     Paham Moderanisasi Tiongkok Selatan

Di Tiongkok Selatan telah masuk dan meresap faham baru dari Barat. Menurut mereka, pemberontakan bukan satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari bangsa asing. Bangsa asing terbukti lebih kuat karena lebih maju. Jika ingin mengusir bangsa asing dari Tiongkok jalan yang harus dipakai adalah memodernisasi Tiongkok agar dapat mengimbangi kekuatan asing.

 

c.    Jalannya Revolusi Cina

1)       Perang Tiongkok - Inggris / Perancis (1856-1860) Sebab-sebab:

a.  Kapal Tiongkok dengan bendera Inggris ditahan

b.  Pendeta Perancis dibunuh di Kwangsi karena tidak punya surat izin masuk Tiongkok.

 

Dalam perang ini Tiongkok kalah. Terjadilah perjanjian Peking, 1860, yang isinya:

a.     Treaty Ports ditambah dengan 11 pelabuhan lagi (jadi 16 pelabuhan)

b.    Jawatan bea dan cukai dipegang oleh badan Internasional (Inggris, USA, dan Perancis)

c.     Di Peking (Kota istana kaisar Tiongkok tertutup bagi bangsa asing) ditempatkan seorang duta besar Inggris

Dengan perjanjian Peking ini Tiongkok seluruhnya telah dibuka lebar-lebar bagi seluruh dunia. Kemudian timbullah daerah-daerah konsesi yang merupakan sarang bangsa asing yang setiap waktu dapat menerkam Tiongkok. (contoh : Jepang mulai menyerang Tiongkok dari daerah-daerah konsesinya dalam tahun 1937). Bagi kedaulatan Tiongkok daerah konsesi ini berarti pengurangan kedaulatan

 

2)       Pemberontakan Taiping (1850-1864) Sebab-sebab:

a.     Pemerintahan Kaisar Mansyu lemah terhadap bangsa asing

b.    Kemiskinan rakyat jelatan yang disebabkan oleh pemerintah feodal Mansyu

c.     Keinginan yang timbul diantara rakyat untuk membangun masyarakat yang bahagia

 

Pemimpin pemberontakan T’aiping adalah Hung Siu Swam yang menginginkan Tiongkok menjadi masyarakat yang sosialis, dimana berlaku “sama rata sama rasa”. Program Hung Siu Swan adalah :

a.     Bahan makanan, uang, pakaian dijadikan milik bersama. Milik perorangan tidak boleh. Pertanian dikerjakan bersama.

b.    Tentara harus memegang teguh kesusilaan, tidak boleh mabuk, merokok, menghisap candu, atau mengganggu keamanan rumah tangga. Kenaikan pangkat dalam ketentaraan tidak ditentukan oleh atasan tetapi oleh prajurit yang mengusulkannya kepada atasan.

Pada tahun 1851, Hung Siu Swan memulai pemberontakannya melawan kaisar Mansyu dan bangsa asing. Awalnya ia mendapatkan kemenangan karena tentaranya yang memegang teguh disiplin dank arena rakyat yang tertarik dengan program-programnya. Nanking dapat direbut. Namun setelah itu Hung Siu Swan mulai menemui kekalahannya karena lupa dengan tujuan dan cita-cita semula; tentaranya mulai kehilangan disiplin, mabuk kemenangan, dan merajalela dimana-mana, keadaan menjadi kacau balau. Hung Siu Swan memproklamasikan dirinya sebagai raja dari kerajaan Sorga dan Damai Abadi (T’aiping Tin Kuo). Setelah itu tentara Tai Ping menyerbu ke Utara untuk memukul kaisar Mansyu di Peking. Tiensin jatuh ke tangan Tai Ping dan Peking terancam. Bangsa asing di Peking (mereka ini baru saja memenagkan Peking dari tangan Mansyu dengan perjanjian yang sangat menguntungkan itu) merasa terancam dan akan kehilangan segalanya jika pasukan Tai Ping menang. Karena itu, bangsa asing membentuk tentara sukarela dibawah Jenderal Ward dan Gordon. Bersama-sama dengan tentara Kaisar Mansyu mereka melawan Tai Ping dan berhasil merebut kembali Nanking. Hu Siu Sywan bunuh diri. Kemudian pertempuran terjadi di Sungai Yang-Tse, tentara Tai Ping menenumui kekalahan lagi dan pemberontakan dapat ditindas.

Arti Pemberontakan Tai Ping:

a.     Merupakan pemberontakan sosial (Revolusi Sosial) asli dari Tiongkok yang lepas dari pengaruh sosialisme Barat

b.    Paham komunisme yang timbul di Tiongkok untuk pertama kali

c.     Merupakan pelopor dari Mao Tse Tung dengan Kung Can Tang (Partai Komunis Tiongkok). Apa yang dijalankan Mao Tse Tung sangat mirip dengan apa yang dijalankan Hung Syu Swam dalam Tai Ping Tin Kuo (pembagian tanah, tentara yang bersopan santun terhadap rakyat jelata, dsb)

 

3)       Perang Jepang - Tiongkok (1896 - 1895)

Sebab-sebab:

1.    Jepang ingin menduduki Korea

2.    Korea adalah yang pada resminya merupakan Negara vassal dari Tiongkok. Korea sendiri merupakan kerajaan yang pada hakekatnya merdeka penuh. Pada tahun 1892, timbullah perebutan kekuasaan di Korea, kedutan Jepang di sana ikut diserang. Kejadian ini dipergunakan Jepang untuk menyerbu Korea. Tiongkok protes karea Korea adalah wilayahnya. Timbullah perang Jepang – Tiongkok.

 

Jalan Perang:

Tentara Tiongkok dengan mudah dipatahkan oleh tentara Jepang yang sudah modern itu. Kekalahan ini ditebus dengan perjanjian Shimonoseki (1895). Yang isinya:

a.     Jepang mendapatkan Port Arthur

b.    Jepang mendapatkan Taiwan (Formosa)

 

Rusia, Jerman, Perancis protes dan mengancam Jepang. Jepang dipaksa menyerahkan Port Arthur. Kemudian:

1)   Jepang menyewa Kiatsou

2)   Perancis menyewa Kwang Tsu Wan

3)   Inggris menyewa Wei Ha Wei

4)   Rusia menyewa Port Arthur

 

Tindakan Negara-negara besar ini dianggap penghinaan bagi Jepang. Jepang ingin membalas dendam, terutama kepada Rusia. Ini merupakan salah satu sebab perang Rusia – Jepang (1905 nanti).

 

Perang Jepang- Tiongkok membuktikan kelemahan Kaisar Mansyu. Perang ini untuk Tiongkok membawa akibat:

a.     Kekecewaan rakyat terhadap Kaisar Manysu yang lemah

b.    Kebencian terhadap Jepang

 

4)       Pemberontakan Boxer (1900 - 1901) Sebab-sebab:

Rakyat Tiongkok membenci bangsa asing yang terbukti hanya mengacau Tiongkok saja, karena itu ingin membersihkan tanah airnya dari bangsa dan pengaruh asing. Gerakan untuk membersihkan bangsa asiang ini timbul di Tiongkok Utara dan menamakan diri Tinju Keadilan. Semua anggotanya memahirkan diri dalam silat untuk membinasakan bangsa asiang. (oleh bangsa asing silat ini dipandang sebagai boxen karena itu pemberontakan ini disebut Boxer Rabellion atau Pemberontakan Boxer).

 

Ratu Tze Syi (Wali dari Kwang Syu, kaisar resmi Tiongkok) atas anjuran jenderalnya , Yuang Sih Kai seorang warlord yang terbesar , membantu gerakan boxer ini karena ingin melepaskan kerajaannya dari pengaruh asing. Di Peking pemberontakan berkobar. Duta besar Jerman di Peking dibunuh dan kedutaan asing lainnya diserang. Tentara asing menerobos dari mana-mana ke Peking dibawah komando Jenderal Von Waldersee. Peking diduduki dan pemberontakan Boxer ditindas dengan kejam. Ratu Tze Syi menyerah dan menandatangani Boxer Protocol (1902). Tiongkok diharuskan membayar kerugian perang kepada bangsa asing sebesar $ 738.000.000.

Akibat Pemberontakan Boxer adalah:

Ratu Tze Syi telah dapat dilemahkan. Kekuasaannya jatuh ke tangan bangsa asing. Tiongkok tergantung dari belas kasihan bangsa asing. Mereka kemudian berniat akan membagi-bagi Tiongkok diantara mereka. Ini berarti habisnya riwayat Tiongkok sebagai Negara merdeka. Amerika protes terhadap pembagian Tiongkok ini, karena ini berarti akan adanya monopoli oleh bangsa asing pemenang pemberotakan Boxer. Amerika menuntut supaya Tiongkok tetap dijalankan “open Door Policy” bagi seluruh dunia. Pembagian Tiongkok tidak boeh terjadi. Ratu Tze Sye sadar bahwa bangsa asing tidak dapat ditolak dengna kekerasan senjata, karena Tiongkok sendiri masih lemah. Jika Tiongkok tidak mau dijajah, maka Tiongkok harus mempunyai kedudukan yang kuat dan ini dapat dicapai dengan jalan modernisasi Negara Tiongkok. Ratu Tze Syi melakukan tindakan:

a.         Akan disusun UUD

b.         Ujian pegawai negeri dengan cara-cara kuno dihapuskan diganti dengan cara modern

c.         Sekolah-sekolah didirikan dan mengirim para pemuda berbakat ke luar negeri

b.    Pemberantasan pemakaian candu

 

Tetapi sayang, semua ini terlambat. Kebencian rakyat terhadap Mansyu sudah begitu mendalam. Sebelum Ratu Tze Tyi menjalankan pembaharuannya, ia wafat di tahun 1908. Yang menggantikannya seorang kaisar yang masih kecil yaitu Pu Yi (usia 2 tahun). Sementara itu, Yuan Shih Kai dipecat tahun 1908. Keadaan menjadi kacau balau, orang-orang berebut kedudukan dan korupsi merajalela. Keadaan genting, pemerintah kembali memanggil Yuan Shih Kai untuk menyelamatkan pemerintahan Manchu.

 

5)                Revolusi Nasional Tiongkok (10-10-1911)

Sebab-sebab:

a.     The New Learning

Dengan masuknya bangsa kulit putih, masuklah juga faham-faham Barat.. faham-faham Barat ini merasuk ke dalam jiwa para pelajar dan timbullah angkatan baru yang berfaham modern.

 

b.    Timbulnya nasionalisme

Rakyat Tiongkok sangat kecewa terhadap pemerintahan Mansyu yang kolot (ratu Tze Syi mula-mula menangkapi semua orang yang ingin mengadakan pembaharuan seperti kaisar Kwang Syu, yang pada tahun 1808 hendak mengadakan pembaharuan secara modern (pembaharuan kaisar Kwang Syu 1898 yang gagal ini disebut the hundred days of reform) dan yang berakhir dengan penangkapan Kwang Syu oleh Ratu Tze Syi. Ketika Ratu Tze Syi sesudah pemberontakan Boxer mengadakan pembaharuan, maka ini sudah terlambat. Pemerintahan Mansyu yang lemah adalah dalam perang Jepang-Tiongkok (1894-1895), Tiongkok dengan mudah dapat dikalahkan oelh Jepang. Dalam perang Rusia Jepang (1904-1895) yang terjadi dalam daerah Tiongkok (manyuria, Korea, Shantung), Tiongkok tidak berani protes. Kekecewaan ini akhirnya menjelma menjadi kebencian yang menginginkan lenyapnya pemerintahan Manysu yang merupakan pemerintahan asing bagi rakyat Tiongkok. Tiongkok untuk Tiongkok, timbullah nasionalisme Tiongkok. Kemenangan Jepang atas Ruis 1905 memperkuat semangat nasionalisme Tiongkok, karena terbukti bangsa Timur dapat mengalahkan bangsa Barat, jika sama dalam kemajuannya.

 

Sebab khusus:

Beberapa orang Tionghoa kaya meminta izin kepada pemerintah Mansyu untuk membuka jalan kereta api di Sze Cwan. Permintaan ditolak bahkan izin itu diberikan kepada kongsi gabungan bangsa asing (kepada Brithis-French-German- American Consortum). Rakyat Tiongkok marah dan pada tanggal 10-10-1911 meletuslan Revolusi di Wunchang. Pemerintahan Mansyu jatuh. Republic Tiongkok lahir.

 

6)                Utara dan Selatan

Tanggal 10-10-1911 revolusi nasional meletus di Wuchang dan dr Sun Yat Sen memproklamasikan Republik Tiongkok. Republik Tiongkok ini hanya meliputi Tiongkok Selatan (pusatnya Kanton). Tiongkok Utara (pusatnya Peking) masih dikuasai oleh pemerintahan Manchu (Kaisar Pu Yi – Yuan Shih Kai). Dengan ini Tiongkok terbagi atas dua bagian Utara dan Selatan.

 

Utara

a)   Dikuasai oleh warlord (kaisar Pu Yi masih kecil jadi pemerintahan dipegang oleh warlord yaitu Yuan Shih Kai). Warlord atau Tutsun adalah jenderal yang punya tentara sendiri, tidak mau tunduk kepada pemerintahan negara. Bertindak menurut kehendaknya sendiri sebagai raja daerah yang dikuasainya. Warlords saling bertempur berebut kekuasaaan. Warlord terkenal adalah Yuan Shih Kai di Peking. Chan Tze Lin di Mansyuria. Yu Pei Ju dan Feng Yu Hsiang di Tiongkok Tengah.

b)   Setelah dynasty Mansyu jatuh pada resminya presiden Tiongkok ialah berkedudukan di Peking. Pada prakteknya presden hanya boneka dalam tangan warlord saja (kecuali yuan Sih Kai).

c)   Masyarakat sangat feudal dan reaksioner. Selalu kacau karena peperangan yang dijalankan oleh warlord, Tani sangat menderita.

 

Selatan:

a)   Dikuasai kaum nasionalis dibawah dr Sun Yat Sen.

b)   Tiongkok Selatan yang pertama-tama berhubungan dengan dunia luar. Sehingga pengaruh faham Barat sangat kuat di sini. Oleh karena itu orang- orang Selatan bersifat progresif dan borjuis. Dari Selatanlah nanti datangnya pembaharuan Tiongkok. Komunisme tidak kuat di Selatan, hingga Mao-Tse Tung sampai pindah (long March) dari Selatan ke Utara.

7)                Revolusi Oktober

Ø 10-10-1911:

Revolusi Nasional meletus, Republik Tiongkok lahir. Dr Sun Yat Sen menjadi presiden pertama untuk Republik Tiongkok yang hanya meliputi Tiongkok Selatan. Utara tetap dikuasai Manchu dan warlord yang menentang Selatan.

Ø 1912

Yuan Shih Kai yang mengemban amanat dari Kaisar Pu Yi untuk menyelamatkan kerajaan Mansyu dari ancaman Republik Tiongkok nya Sun Yat Sen, berbalik dan berunding dengan dr. Sun Yat Sen untuk menurunkan dan melenyapkan kerajaan Manchu untuk membentuk suatu Republik Tiongkok untuk seluruh Tiongkok, dengan syarat Yuan Shih Kay lah yang menjadi presidennya. Dr Sun Yat Sen menerima syarat ini untuk kepentingan persatuan Tiongkok.

Hasilnya:

a)   Yuan Shih Kay menurunkan Pu Yi dari tahta (12 Februari 1912)

b)   Republik Tiongkok sekarang meliputi seluruh Tiongkok

c)   Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri sebagai presiden

d)   Yuan Shih Kay menjadi presiden

 

Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan pada 1 Agustus 1912 mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis) untuk melaksanakan San- Min- Chu – I dan menjaga tetap berlangsungnya Republik Tiongkok yang nasionalis, demokratis, dan sosialistis. Yuan Shih Kay mengangkat jenderal-jenderalnya sebagai gubernur-gubernur di beberapa daerah di Tiongkok, gubernur militer inilah yang nanti setelah Yuan Shih Kay meninggal akan saling berperang berebut kekuasaan. Menimbulkan banyak kesengsaraan rakyat Tiongkok.

 

Ø 1913

Yuan Shih Kay memerintah sebagai diktator. San Min Chu I dikesampingkan. Dr Sun Yat Sen dengan Kuo Min Tang melakukan pemberontakan, tetapi kalah. Kuo Min Tang dilarang dan pengikut-pengikutnya dibinasakan. Dr Sun Yat Sen lari ke Sang Haai dan bersembunyi di daerah konsesi Perancis.

 

Ø 1914

Perang Dunia I meletus. Perhatian bangsa Barat dipusatkan ke Eropa. Jepang Tahu tentang hal itu. Bagi Jepang kesempatan baik untuk masuk dan menguasai Tiongkok. Untuk itu Jepang memihak sekutu.

 

Ø 1915

Jepang mengajukan 21 tuntutan kepada Tiongkok, antara lain:

a)   Shiantung dipinjamkan kepada Jepang

b)   Jepang merdeka bertindak di Manchuria

c)   Pertambangan di Tiongkok harus dikerjakan oleh Tiongkok dan Jepang

d)   Tiongkok tidak boleh meminjamkan sesuatu pelabuhan di sepanjang pantai Tiongkok kepada Negara lain kecuali Jepang

e)   Pemerintah Tiongkok harus mengguankan penasehat-penasehat Jepang dan kepolisian di Tiongkok harus dijalankan bersama oleh Tiongkok Jepang.

 

Tuntutan yang menghina Tiongkok ini diajukan oleh Jepang pada tanggal 4 Mei 1915. Yuan Shih Kay menerimanya. Dengan ini Tiongkok menjadi setegah jajahan Jepang. 4 Mei 1915 ini dianggap oleh rakyat Tiongkok sebagai hari celaka. Pada tahun 1915 ini juga Yuan Shih Kay menghianati Republik Tiongkok dengan memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar Tiongkok. Rakyat gelisah. Takut akan pemberontakan, ia kemudian menarik kembali proklamasi ini.

 

REVOLUSI RUSIA

a.      Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Rusia

 

1)  Liberalisme

Pada permulaan abad XIX (masa sesudah Kongres Wina) keadaan Rusia masih sangat terbelakang jika dibandingkan dengan keadaan Eropa Barat. Masyarakat Rusia terbagi atas dua golongan saja, ialah : tuan tanah (bangsawan) dan petani (rakyat jelata). Industry belum ada dan karena itu belum ada kaum pertengahan (atau kaum borjuis). Rusia masih merupakan negara agraris yang kolot. Tidak adanya kaum pertengahan ini mempersukar masuknya liberialisme ke Rusia, karena lazimnya kaum pertengahanlah yang meruakan pendukung liberialisme.

 

Keadaan masyarakat Rusia masih kolot. Dipandangan mata rakyat yang kolot itu Tsar Rusia lebih merupakan seorang dewa yang keramat. Bangsawan yang berdekatan denga raja, mempunyai kedudukan yang istimewa di atas rakyat. Mereka merupakan tuan tanah besar yang mengekang hidup rakyat jelaata sebagai petani.

 

Rakyat jelata sebagaian besar merupakan petani miskin yang tidak memiliki tanah sendiri, tetapi hanya mengerjakan tanah dari tuan tanah. Mereka diharuskan tunduk kepada segala kehendak tuan tanahnya dan tidak boleh pindah ke lain tempat (ke lain daerah). Terikat kepada tempat tinggalnya dan terpaksa tunduk kepada tuan tanahnya, petani merupakan budak belaka dari tuan tanahnya. Status petani sebagai budak dari tuan tanah ini memang status yang disyahkan oleh pemerintah Rusia sejak Undang-Undang Perbudakan tahun 1646 dari Tsar Alexis I walaupun pada tahun 1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan, hidup petani belum mengalami kemajuan yang nyata. Di dalam kebijakan penghapusan perbudakan ini (Undang-Undang Emansipasi), Tsar II menyatakan bahwa bekas budak mendapat tanah sebagai miliknya, tetapi sebagai milik bersama (kolektif) dari suatu desa (mir). Satu tanah desa dikepalai satu orang kepala mir (lurah desa). Lama kelamaan Mir ini bertindak sebagai tuan tanah saja terhadap petani- petani anggaota mir. Kepala mir akhirnya menjadi petani besar dan kaya yang disebut kulak. Hidup petani biasa tetap sengsara.

Pada tahun 1906 dibawah pemerintahan Tsar Nicolas II oleh menteri Stolypin sistim mir dihapuskan. Tanah tidak lagi merupakan milik kolektif dari mir, tetapi diberikan kepada petani sebagai milik perseorangan. Tetapi perubahan agrarian dari menteri Stolypin agak terlambat diadakannya, karena ketika itu revolusi Rusia sudah mulai mendidih dan tindakan Stolypin itu oleh kaum revolusioner dianggap sebagai tanda kelemahan pemerintahan tsar (baru kalah dalam perang Rusia-Jepang 1905) dan tidak sebagai perbaikan nasib petani.

 

Menyikapi kondisi Rusia yang semakin terpuruk, berkembang pemikiran liberal dikalangan pelajar Rusia, mereka Ingin membangun Rusia atas dasar konsepsi Barat. Menurut pendapatnya, Negara itu adalah badan politik belaka untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dan karena politik itu adalah soal ratio, maka Negara harus disusun atas dasar ratio pula. Menurut pendapat mereka, Rusia merupakan sebagian dari dunia lainnya dan tidak sebagai Negara yang berdiri tersendiri lepas dari dunia lainnya, dan karena itu harus mengikuti jejak dunia lainnnya. Mereka berfaham internasional dan liberal.

 

2)  Pan-Slavisme

Rakyat Rusia Ingin membangun Rusia atas dasar kulutur Slavia. Menurut pendapatnya, Negara itu adalah badan moral. Dan karena moral bangsa Slavia terletak dalam agama Katholik –Yunani, maka Negara harus disusun menurut konsepsi agama Katholik-Yunani. Menurut pendapat mereka, pemerintahan Rusia yang terbaik adalah pemerintahan otokrasi, karena bentuk pemeritnahan inilah yang sejak dulu selalu dipakai oelh bangsa Slavia. Aliran Slavia atau Slavophil ini


 

merupakan pendekar dari faham otokrasi, orthodoxy dan nasioanlisme. Slavophil inilah yang nanti menimbulkan gerakan Pan-Zlavisme.

 

Pan-Slavisme ialah gerakan utnuk mempersatukan bangsa-bangsa Slavisme dan menjunjung tinggi kebudayaan Slavisme.

Bangsa Slavia adalah bangsa Indo-Jerman. Pusat kedudukan mereka yang Pertama dikenal dalam sejarah ialah Ukraina dan sekitarnya. Mereka kemudian bergerak keutara sampai laut Timur (Laut Baltik), ke timur sampai Siberia, ke Selatan sampai Balkan, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan ke Barat samapi di perbatasan Jerman. Termasuk bangsa Slavia ialah: bangsa Polandia, Tsjeeh, Slovak, Bohemia, Moravia (semua termasuk bangsa Slovia Barat), bangsa Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria, (Bangsa Bulgaria Timur). Bangsa Slavia Barat beragama Roos-Katholik bangsa Slavia Timur dan Slavia Selatan beragama Katholik Yunani. Bangsa Slavia Barat berfaham Eropa Barat, bangsa Slavia Timur dan Slavia Selatan berfaham Eropa Timur. Disinilah letaknya rintangan yang terbesar dalam gerakan Pan- Slavisme.

 

3)  Nihilisme

Nihilism adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat ini telah terlanjur rusak dan tidak mungkin lagi dapat diperbaiki, karena itu harus dilenyapkan sama sekali (nihil=nol=lenyap sama sekali). Kemudian setealh lenyap sama sekali, baru disusun masyarakat baru berdasarkan atas ratio.

 

4)  Anarchisme

Anarchism adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat yang bahagia itu adalah masyarakat yang tidak berpemerintahan (anarchi=an-archi=tidak pemerintah=tidak berpemerintahan). Pokok dari kebahagiaan adalah kebebasan . dalam masyarakat yang berpemerintahan orang belum bebas sama sekali, sebab pemerintah itu merupakan badan yang memaksa terhadap warga Negara. Karena itu pemerintah harus dilenyapkan. “ Dunia yang bahagia”. Kata Bakunin adalah dunia tanpa tuhan dan tanpa hukum.

 

5)  Sosialisme dan Komunisme

Dengan timbulnya industry, timbullah golongan buruh (proletar) dan timbul pula gerakan sosialisme. Pemerintahan Nicholas II yang bermuka dua (reaksioner dalam politik, namun progresif dalam ekonomi) menimbulkan ketegangan di dalam negeri. Rekasionalisme politik tidak mengakui adanya hak-hak politik bagi rakyat, sebaliknya progresivisme ekonomi dengan industrialisasinya menciptakan golongan buruh yang menuntut hak-hak politik bagi rakyat. Ketegangan makin berkembang dengan semakin majunya industry, bertambahnya jumlah kaum buruh dan tetap tidak maunya Nichola II melepaskan politik reaksionernya. Revolusi tinggal soal waktu saja. Terorisme mulai timbul lagi pada tahun 1900.

 

George Plekanov pada tahun 1898 mendirikan Partai Sosial-Demokrat dengan program yang moderat, ialah : persamaan dalam hokum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani.

 

Tujuan ini hendak dicapainya dengan jalan politik (indirect action) dan dengan jalan pemogokan (direct action). Tetapi sayap radikal dalam partai Sosial- Demokrat menghendaki direct action saja yang berupa revolusi. Pecahlah Partai Sosialis-Demokrat menjadi dua; Mensjewiki (sosial-demokrat ata dengan singkat boleh disebut sosial) dan Bolsjewiki (radikal-revolusioner, atau kelak disebut komunis).

 

Perpecahan ini terjadi pada tahun 1903 dalam kongres partai-demokrat dari seluruh dunia di London. Mensjewiki dipimpin oleh George Plekhanov, kemudian oleh Kerensky dan Bolsjewiki dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (terkenal dengan nama samarannya; Lenin), kemudian Josef Dschugaschvili (terkenal sebagai Stalin).

 

Komunisme akan menghapuskan milik perseorangan dan menjelmakannya kembali menjadi milik kolektif, yaitu Negara

 

b.        Revolusi Tahun 1917  Sebab-sebab:

1.    Pemerintahan Tsar (Nicholas II) yang Reaksioner

Di zaman negara-negara lainnya mengakui hak-hak politik bagi warganegaranya, tsar masih saja segan atau tidak mau member hak-hak politik yang sungguh- sungguh kepada warganegaranya. Betul Duma diadakan tetapi tsar tidak pernah menghiraukannya. Pemilihannya pun adalah palsu karena mereka yang pro tsar yang dipilih duduk dalam Duma, hingga Duma lebih merupakan dewan penasehat tsar daripada dewan perwakolan rakyat yang sesungguhnya.

 

2.    Susunan Pemerintahan Tsar yang Buruk

Pemeritnahan tidak disusun secara rationil, tetapi atas dasar pavoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap utnuk pemerintahannya, tetapi orang- orang yang disukainya. Dalam hal ini Nicholas II sangat dipengaruhi oleh Tsarina Alexandra, dan Alexandra dibawah pengaruh dari orang yang menyebut dirinya “utusan tuhan” yaitu Gregory Rasputin. Alexandara dan Rasputin adalah orang- orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam faham baru.

 

3.    Perbedaan Sosial yang Mencolok Mata

Tsar dengan bangsawan-bangsawan hidup mewah dan kaya raya. Rakyat terutama petani dan buruh hidup sangat miskin dan sengsara. Bangsawan memiliki semua hak, sementara rakyat jelata tidak mempunyai hak sama sekali. Meskipun perbudakan telah dihapuskan tetapi dalam hidup sehari-hari bangsawan memandang rakyat tidak lebih daripada budak mereka belaka.

 

4.    Soal Tanah

Perubahan agrarian 1906 dari menteri Stolypin hanya menjelmakan tanah-tanah mir menjadi milik perseorang dari anggota-anggota mir saja. Tetapi di lur mir itu masih terdapat tanah-tanah yang luas sekali dari tuan-tuan tanah besar, yaitu bangsawan-bangswan dan kulak-kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini kekerjakan oleh petani-petani kecil sebagai pekerja-pekerja. Mereka inilah yang menuntut tanah sebagai miliknya.


 

5.    Aliran-Aliran yang Menentang Tsar

Dalam revolusi 1905, aliran-aliran yang menentang tsar dapat ditindas tetapi tidak lenyap. Mereka bergerak secara gelap dan mengumpulkan kekuatan mereka kembali sambil menunggu kesempatan untuk timbul kembali.

Aliran-aliran yang menentang tsar ini ialah:

a.          Kaum liberal (disebut kadet = konstitusionil democrat) menghnendaki kerajaan yang berundang-undang

b.          Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialistis dan pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi atas dua aliran: Mesjewiki (moderat, atau sosial- demokrat) dan Besjewiki (radikal, kelak dikenal dengan komunis). Pemimpin Mensjewiki ialah Kerensky, dan pemimpin Bolsjewiki ialah lenin dan Trotsky.

 

6.    Kekalahan Perang

Ketika Rusia masuk Perang Dunia I, maka sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oelh perjanjian-perjanjiannya dengan Negara-negara lain., terutama oleh Triple Entente. Karena itu ikut serta Rusia dalam Perang Dunia I tidak mendapat sambutan rakyat yang hangat. Dan perang yang tidak dapat backing rakyat sukar mendapatkan kemenangan. Kekalahan-kekalahan Rusia yang besar (Tanneberg, danau-danau Masuri) mengecewakan hati rakyat dan lenyaplah kepercayaan terhadap tsar. Akhirnya rakyat jemu melihat perang, merek aingin damai.

 

7.    Bahaya Kelaparan Mengancam

Lima belas juta orang dimobilisir untuk perang. Timbullah kekurangan tenaga kerja baik dalam industry maupun dalam pertanian. Lima belas juta tentara harus dijamin penuh. Timbullah kekurangan bahan makanan . ekonomi Negara kacau dan bahaya kelaparan mengancam Rusia. Revolus telah diambang pintu.

 

Jalannya Revolusi

Revolusi tahun 1917dapat dibagi dalam dua fase yaitu Revolusi Februari 1917 (fase pertama) dan Revolusi Oktober 1917 (fase kedua)

a.        Revolusi Februari 1917

Kadet, Mensjewiki menggulingkan tsar.

Revolusi dimulai di Leningrad. Para demonstran menunut bahan makanan, kemudian diilkuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan. Tentara yang diperintahkan menembaki pemogokan berbalik memblokir dan menembaki opsir-opsirnya sendiri. Revolusi meletus. Sar ditawan dan dipaksa turun tahta. Pemerintahan sementara dibentuk. Kaum kadet memegang pimpinan. Tetapi kaum kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut oleh rakyat, karena takut bahwa perubahan-perubahan itu hanya akan menambah kekacauan.

 

Kaum Mensjewiki dibawah Kerensky menggulingkan kaum kadet dan memegang pimpinan pemerintahan. Program kaum Menjsewiki adalah : pertama-tama menjunjung kembali kehormatan Rusia (telah merosot karena kekalahan-kekalahan perang) kemudian baru mengadakan perubahan- perubahan pemerintahan dalam negeri. Segera bentuk Republik diumumkan bagi Rusia (1917)”. Serangan besar-besaran dilangsungkan terhadap Jerman, tetapi gagal sama sekali. Rakyat yang telah jemu perang, kehilangan kepercayaannya terhadap pemerintahan Mensjewiki. Segera kaum Bolsjewiki tampil ke muka dan menjanjikan kepada rakyat : keadaan yang damai, bahan makan, pembagian tanah.

 

b.        Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis)

Bosjewiki menggulingkan Menjewiki.

Pada tahun 1917 (April) Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya (sejak 1907) diJerman, Perncis, Inggris, Austria, Swiss. Pada tahun itu juga tiba di Rusia Leon Trorski (sebenarnya Bronstein) dari Amerika. Dua orang ini adalah jago- jagi yang akan memimpin gerakan komunis (Bosjewiki) di Rusia.

 

Diam-diam kaum Bonsjewiki mengadakan persiapan-persiapan untuk menimbulkan Revolusi Bolsjewiki. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri (pasukan merah) dan menyebarkan propaganda anti- pemerintaha-borjuis. Ketika pemerintah Mensjewiki (Kerensky) kehilangan kepercayaan rakyat (karena gagalnya serangan besar-besaran) maka kaum Bolsjewiki lekas-lekas memeluk rakyat dan menganjurkan petani-petani membagi-bagi tanah dan kaum buruh mensita pabri-pabrik. Dengan sekaligus mereka mendapatkan simati dan backing dari rakyat. Tibalah waktunya untuk meletuskan revolusi. Revolsui dimulai dari Petrograd lagi, tentara dan angkatan laut di Petrograd memihak Lenin dan kemudian juga tentara-tentara di front. Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintahan Mensjewiki (Kerensky) digulingkan dan Bolsjewiki (lenin) memegang pemerintahan. Segera diadakan perubahan-perubahan yang besar;

1.         Perundingan   peardamaian    dengan    Jerman    dimulai    dan    akhirnya

menciptakan “perjanjian Perdamaian Brest Litowsk (1918)”

2.         Segala hutang piutang dari pemerintahan tsar dihapuskan dan bank menjaid monopoli negara

3.         Tanah dibagi-bagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik

4.         Bahan makanan dikerahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyat

 

Revolusi berjalan dan berhasil baik dan kaum Belsjewiki (Lenin) erat-erat memegang pemerintahan yang telah digenggamannya.

 

REVOLUSI INDONESIA

a. Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Indonesia

 

1)   Nasionalisme

Nasionalisme lahir dan berkembang di Indonesia didorong oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal.

 

Faktor internal pendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia antara lain:

a.     Adanya kenangan kejayaan masa lampau di masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram Islam yang menjadi sumber inspirasi untuk mencapai kemajuan, kemegahan, dan kemakmuran yang sama

b.    Penderitaan dan kesengsaraan akibat kolonialisme dan imperalisme asing

c.     Munculnya golongan terpelajar yang berfikir kritis dan berani menentang kekuasaan para penjajah

 

Faktor eksternal pendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia antara lain:

a.     Kemenangan perang Jepang terhadap Rusia (1905) telah memberikan semangat dan kepercayaan diri bangsa Indonesia untuk berani menentang kekejaman penjajah asing

b.    Pergerakan kebangsaan India, Philipina, Cina, Turki, nasionalisme Mesir telah menginspirasi bangsa Indonesia untuk bangkit melawan penjajah

c.     Masuknya paham-paman liberalisme, demokrasi, nasionalisme, Pan-Islamisme

 

Rasa kebangsaan (nasionalisme) ini telah menyatukan bangsa Indonesia untuk bersama-sama berjuang merebut kemerdekaan demi tanah air yang sama. Bangkitnya semangat nasionalisme di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya Pergerakan-Pergerakan Nasional, baik yang bersifat politik maupun sosial- keagamaan. Pergerakan nasional yang tumbuh seperti Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Kayu Tanam, Taman Siswa, dan lain -lain. Rasa kebangsaan itu juga telah disepakati di dalam kongres sumpah pemuda yang melahirkan komitmen bersama seluruh pemuda Indonesia dalam ‘Sumpah Pemuda’ tanggal 28 Oktober 1928.

2)  Demokrasi

Dominasi dan otoriter pemerintah penjajahan di Indonesia mendorong orang- orang Indonesia untuk dapat bersuara, berpendapat, menyerukan ide-ide dan fikiran untuk kemajuan bangsanya. Di dalam pemerintahan Belanda telah ada sebuah lembaga semacam Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad) yang berdiri tahun 1918. Sejatinya DPR buatan Belanda itu berisi perwakilan-perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia, namun keanggotaan Volksraad didasarkan atas penunjukan oleh Gubernur Jenderal bukan atas pilihan rakyat. keanggotan Volksraad didominasi oleh bangsa Eropa terutama Belanda. Volksraad didirikan bukan sebagai parlemen perwakilan rakyat melainkan hanya sebagai penasehat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Para tokoh politik terus berjuang agar ada perwakilan dari rakyat Indonesia yang duduk dalam dewan Volksraad yang mensuarakan kehendak rakyat.

Jalannya Revolusi

1)  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945

Transisi dari menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II dan belum datangnya Sekutu ke Indonesia merupakan keadaan Vacum of Power (kekosongan kekusasaan) di Indonesia. Jepang berkewajiban untuk menjaga status quo (tidak adanya perubahan politik apapun) di Indonesia. Di tengah keadaan itu, pemuda Indonesia bersama para tokoh politik bangsa mengambil keputusan untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

2)  Perjuangan Bersenjata

Bulan September 1945, pasukan sekutu di bawah pimpinan Inggris (Chritison) memasuki Indonesia untuk wiayah Jawa dan Sumatera. Untuk wilayah Indonesia Timur diduduki tentara Australia. Mereka mengemban tugas; melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan perang, dan pengembalian pemerintahan sipil. Masuknya tentara sekutu ini membawa pula NICA. Kemunculan tentara sekutu dan Belanda ini menimbulkan ketegangan dan pertempuran di wilayah-wilayah yang disinggahinya. Seperti pertempuran di Surabaya (10 - 28 November 1945), pertempuran di Ambarawa(20 November - 15 Desember 1945), Bandung Lautan Api (29 November 1945 - 24 Maret 1946), pertempuran Medan Area (18 Oktober

1945-15 Februari 1947), Agresi Militer Belanda I (21 Juli - 5 Agustus 1947), Agresi

Militer Belanda II (19 Desember 1948 - Juli 1949), Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogjakarta, pertempuran di Bali, Manado, Palembang, dan daerah-daerah lainnya.

 

Jadi di awal perjuangan mempertahankan kemerdekaannya, rakyat Indonesia harus berhadapan dan bertempur menghadapi tentara Jepang dan tentara Sekutu- Belanda.

 

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan di Jakarta disaksikan oleh para tokoh politik, para pemuda, dan rakyat. Berita proklamasi itu kemudian disebarluarkan ke seluruh penjuru tanah air melalui siaran-siaran radio, spanduk, selebaran, coretan-coretan di dinding, penyampaian secara lisan, dan media lainnya

 

Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran tentara dan milisi pro- kemerdekaan Indonesia dan tentara Britania Raya dan India Britania. Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Sikap Heroisme, dahsyatnya pertempuran, dan jumlah pahlawan yang gugur telah menjadikan pertempuran 10 November di Surabaya ini diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.

 

3)  Perjuangan Diplomatik

a.        Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)

Pertempuran yang terus menerus terjadi antara pihak pemuda Indonesia dan Sekutu-NICA menjadi perhatian dunia internasional. Atas prakarsa Inggris, Belanda dan RI mengadakan perundingan. Belanda mengingjnkan Indomesia menjadi negara persemakmuran Belanda melalui masa peralihan 10 tahun. Namun Indoneisa menginginkan sebuah negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas jajahan Belanda. Usulan pihak RI ini ditolak Belanda. Untuk menyelesaikan keteangan Indonesia -Belanda ini, pada tanggal 14 Oktober 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin Sutan Syahrir, pihak Belanda oleh Wim Schermerhorn dan H.J Van Mook. Ingris diwakili oleh Lord Killerm sebagai penengah.

Isi Pokok perjanjian Linggarjati :

1.    Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat 1 Januari 1949

2.    Akan dibentuknya Negara Indonesia Serikat yang meliputi seluruh wilayah Hindia-Belanda

3.    Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Belanda

b.        Perjanjian Renville (17 Januari 1948 dan 19 Januari 1948)

Setelah perjanjian Linggarjati, Belanda kembali menggempur RI melalui Agresi Militer Belanda I (21 Juli - 5 Agustus 1947). Dalam pertempuran ini Belanda berhasil menguasai Jakarta, Sumatera, Jawa Barat, Madura, dan Jawa Timur. RI kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Yogyakarta.

 

Dunia internasional mengutuk tindakan Belanda ini. Australia, India, Uni Sovyet, dan Amerika Serikat mendukung Indonesia. PBB kemudian membentuk Komisi Tina Negara (KTN) untuk memediasi sengketa Indonesia-Belanda. PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata.

 

Pada tanggal 17 Januari 1948, berlangsung perundingan di atas kapal Perang Amerika Serikat, Renville. Isi pokok perjanjian Renville :

1.         Wilayah Indonesia terdiri dari Sumatera, Jawa Tengah, dan Jogjakarta. Daerah yang diduduki Belanda melalui agresinya diakui oleh pihak RI sampai dengan diadakannya plebisit (penentuan pendapat) untuk menentukan aspirasi rakyat di daerah itu, apakah berhasrat bergabung dengan RI ataukah tidak

2.         Pihak RI menyetujui dibentuknya Uni Indonesia-Belanda

3.         Pemeirntah RI bersedia menarik semua pasukan dari daerah-daerah kantong grilya di daerah-daerah yang diduduki Belanda dan masuk ke wilayah RI

 

Perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal 19 Januari 1948.

c.         Perjanjian Room-Royen

Pada tanggal 19 Desember 1948 - Juli 1949, Belanda kembali menyerang pihak RI melalui Agresi Militer Belanda II. Dalam agresi II ini, Belanda berhasil menguasai ibu kota RI di Yogyakarta. Akibat serangan ini, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda. Amerika Serikat bahkan mengancam akan menghentikan bantuan Marshall Plan kepada Belanda.

 

Pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusinya. Salah satu isinya adalah mengubah KTN menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia (United Nation Commission for Indonesia-UNCI). Tugasnya adalah untuk membantu kelancaran perundingan, mengurus pengembalian kekuasaan RI, mengamati pemilihan umum, dan berhak mengajukan usul untuk menyelesaikan konflik.

 

Pada tanggal 7 Mei 1949 disepakatilah Perjanjian Room-Royen, yang isinya:

1.         Penghentian tembak menembak

2.         Kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta

3.         Akan diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar

d.        Konferensi Inter Indonesia (19-22 Juli 1949 dan 30 Juli - 2 Agustus 1949)

Untuk mempersiapkan diri mengahadapi Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia melaksankaan Konferensi Inter-Indonesia (KII). Konferensi ini dilakukan antara RI dengan Organisasi Negara-Negara Bagian (BFO).

 

KII berlangsung dua kali. Konferensi pertama pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 diadakah di Yogyakarta dipimpin oleh Moh, Hatta dan Komferensi kedua pada tanggal 30 Juli - 2 Agsutus 1949 di Jakarta dipimpin oleh Sultan Hamid II.

 

Secara umum hasil Konferensi Inter-Indonesia antara lain :

1.         BFO mendukung tuntutan RI agar pengakuan kedaulatan dilakukan tanpa ada ikatan pokitik maupun ekonomi dengan Belanda

2.         RI dan BFO membentuk komite persiapan dalam mengkoordinasikan kegiatan sebelum dan setelah KMB berlangsung

3.         Negara Indonesia Serikat (NIS) berganti anma menjadi Republik Indonesia Serikat.

4.         Bendera kebangsaan, bahasa nasioanl, dan hari nasional RIS adalah Merah Putih, Bahasa Indonesia, dan 17 Agustus

5.         Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah angkatan perang nasioanl yang berintikan kekuatan TNI

e.         Konferensi Meja Bundar (KMB), 23 Agustus - 2 November 1949 Menindaklanjuti perundingan RooM-Roijen, maka pada tanggal 23 Agustus dimulailah Konferensi Meja Bundar (KMB). Perundingan berakhir pada tanggal 2 November 1949 dengan tercapainya kata sepakat :

1.         Kerajaan Belanda mengakui kedautalan RIS secara penuh dan tanpa syarat

2.         Pelaksanaan penyerahan kedaulatan akan dilakukan paling lambat tanggal 30 Desember 1949

3.         Masalah Irian Barat akan dibicarakan lagi 1 tahun setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS

4.         RIS dan kerajaan Belanda terikat dala suatu Uni Indonesia-Belanda berdasarkan keraja sam asukarela dan sederajat

5.         RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memeberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda

6.         RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942

7.         Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS

 

Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan serah terima kedaulatan dari pemerintah kerajaan Belanda kepada RIS. Serah terima dilaksanakan di Amsterdam.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUMBER DAN TEORI MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

            SUMBER MASUKNYA AGAMA DAN KEBUAYAAN HINUD-BUDHA DI INDONESIA a. Sumber Dari India Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapa...